Pempek. Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar nama
kuliner ini? Ya, pasti yang pertama sekali terlintas di benak kita
adalah kota asal kuliner yang memiliki ciri khas makanan berkuah ini,
yaitu Kota Palembang. Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan termasuk kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Kota Medan.
Geografi
Kota Palembang semakin khas karena dibelah dan dikelilingi Sungai
Musi dan anak-anak sungainya. Seharusnya, Palembang lebih tepat menjadi
kota sungai, namun sayangnya pola pembangunan pada era lalu sangat kuat
dengan visi penyeragaman, sehingga dibentuk sedemikian rupa menjadi kota
daratan sebagaimana kota-kota lain di Pulau Jawa.
Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º 52’ – 3º 5’
LS dan 104º 37’- 104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² dengan
batas-batas sebagai berikut :
- Batas Utara : Kabupaten Banyuasin.
- Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
- Batas Timur : Kabupaten Banyuasin.
- Batas Barat : Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kota Palembang terdiri dari 16 Kecamatan dan 107 Kelurahan dengan
jumlah penduduk 1.708.413 jiwa (tahun 2012). Kecamatan dengan luas
wilayah terbesar yaitu Kecamatan Sukarami (98,56 Km²), sedangkan
kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Ilir Barat (6,5 Km²).
Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Ilir Timur I (13.882 jiwa/Km²), sedangkan kecamatan dengan
tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Gandus (766 jiwa/
Km²).
Seni Budaya
Sejarah Palembang berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan seperti
prasasti Sriwijaya dikenal dengan “Prasasti Kedudukan Bukit” yang
tercatat 16 Juni 682, menjadikan Kota Palembang sebagai kota tertua di
Indonesia. Palembang pada masa kejayaan Sriwijaya sampai sekarang
mengalami akulturasi budaya, ini dilihat dari beberapa bukti yang nyata,
yaitu penamaan gelar kebangsawanan, corak dan makam-makam peninggalan
masa Islam yang merujuk pada budaya Jawa.
Cerita sejarah Kota Palembang dan kejayaan hingga
runtuhnya Kerajaan Sriwijaya sampai pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina
akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri menurut tulisan
Tomec Pires menjadikan sebuah akulturasi budaya yang ada di Kota
Palembang sampai sekarang ini.
Beberapa kesenian yang terdapat di Kota Palembang yaitu:
- Kesenian Dul Muluk adalah sebuah teater asli Sumatera Selatan yang muncul di Palembang. Kata Dul Muluk sendiri berasal dari nama tokoh utamanya bernama Raja Abdulmuluk Jauhari. Pertama kali Dul Muluk dibawa oleh seorang pedagang yang bernama Wan Bakar seorang keturunan Arab. Selama berdagang, dia juga membawa dan membacakan kitab bacaan yang berisi hikayat baik dalam bentuk syair, salah satunya kitab syair Abdul Muluk. Ternyata kisah Raja Abdul Muluk ini tersebar ke seluruh Kota Palembang dan sangat disukai oleh masyarakat kota palembang sampai sekarang ini.
- Gending Sriwijaya adalah tarian dan lagu tradisional Kota Palembang. Biasanya dipentaskan untuk penyambutan tamu-tamu dalam resepsi pernikahan. Gending Sriwijaya sendiri menggambarkan kejayaan, keagungan dan keluhuran budaya kemaharajaan Sriwijaya.
- Kesenian Syarofal Anam adalah salah satu kesenian yang bernuansa Islami yang biasa dipentaskan dalam resepsi pernikahan.
- Lagu daerah misalnya Melati Karangan, Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Ribang Kemambang dan Dirut.
- Rumah Limas dan Rumah Rakit adalah rumah adat khas Palembang.
Namun menurut penenun dari Trengganu, orang-orang India lah yang
memperkenalkan teknik menenun pertama kalinya di Palembang. Namun ada
cerita lain yang menyebutkan, bahwa kain songket merupakan bukti lain
peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya. Hingga saat ini,
kain songket masih dibuat menggunakan tenun secara manual. Warna yang
sering digunakan untuk kain songket yaitu, warna merah dan emas. Kedua
warna ini melambangkan zaman keemasan Sriwijaya dan pengaruh Cina pada
zaman dulu.
Selain kain songket, Palembang juga mengembangkan jenis tekstil baru
yaitu batik Palembang. Berbeda dengan batik-batik yang ada di Indonesia,
batik Palembang memiliki warna terang dan menggunakan motif tradisional
setempat.
Tiap tahun, Kota Palembang juga menyelenggarakan berbagai festival
seperti Festival Sriwijaya yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota
Palembang pada bulan Juni, Festival Bidar dan Perahu hias yang digelar
dalam rangka Hari Kemerdekaan RI dan festival-festival lainnya.
Wisata
- Jembatan Ampera.
- Benteng Kuto Besak.
- Sungai Musi.
- Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat).
- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang.
- KIF Park (Kambang Iwak Family).
- Pulo Kemaro.
- Taman Purbakala Bukit Siguntang.
- Hutan Wisata Punti Kayu.
- Kawah Tekurep.
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
- Museum Tekstil.
- Masjid Cheng Ho Palembang.
- Museum Balaputradewa.
- Kampung Kapitan.
- Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu.
- Bagus Kuning.
- Pusat Kerajinan Songket.
- Fantasy Island.
- Jakabaring Sport City.
- Sungai Gerong.
- Waterboom OPI Jakabaring.
- Museum PeninggaKerajaan Sriwijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar