KAIN SONGKET PALEMBANG
Songket Palembang |
Masyarakat Palembang mulai mengenal kain songket sejak zaman kerajaan
Sriwijaya. Tepatnya sekitar abad VII Masehi. Pada masa itu kerajaan
Sriwijaya merupakan kerajaan yang kaya raya.
Emas sebagai logam mulia melimpah ruah.
Sebagian emas dikirim ke negeri Siam untuk diolah menjadi benang emas
yang akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain songket.
Tapi ada pula yang berpendapat lain. Benang emas yang digunakan sebagai
bahan pembuatan kain songket adalah benang emas yang diimpor dari Cina.
Dikirimnya bersamaan dengan benang-benang sutra lainnya.
Penggunaan bahan dari benang emas membuat kain
songket berbeda dari yang lain. Pembuatan kain songket yang menggunakan
bahan benang emas jauh lebih komplek dan rumit. Tapi hasil akhirnya
adalah keindahan struktur desain dengan warna kemilau perpaduan warna
keemasan dengan warna lainnya. Ini menjadikan kain songket menjadi lebih
hidup, agung, dan bergairah. Kain songket Palembang sampai sekarang
masih diminati masyarakat, terutama para kolektor dan turis mancanegara.
Asal mula nama Songket
Songket berasal dari kata tusuk dan cukit yang
disingkat menjadi suk-kit. Lazimnya menjadi sungkit dan akhirnya lebih
dikenal dengan kata songket. Sementara orang Palembang menyebutkan asal
kata songket dari kata songko. Yakni orang yang menggunakan benang
hiasan dari ikat kepala.
Pada zaman dahulu, tenunan kain songket yang
terkenal menjadi kebanggaan masyarakat. Ini dijadikan sebagai lambang
status sosial dan kekayaan seseorang. Dapat dilihat mereka yang
mempunyai kedudukan dalam masyarakat diharuskan memakai kain songket
yang mempunyai corak atau motif tertentu. Tentunya disesuaikan dengan
kedudukan dalam strata sosial masyarakat setempat.
Selain itu songket juga dipakai pada saat
upacara-upacara adat ataupun upacara resmi, seperti upacara penyambutan
tamu agung, perkawinan dan sebagainya. Disamping itu kain songket juga
menjadi salah satu syarat pemberian sebagai mas kawin dalam adat
pernikahan Palembang.
Menurut adat Palembang, biasanya songket diberikan pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan sebagai bentuk penghargaan dalam aspek sosial pada waktu itu. Sekarang, keberadaan songket tak lagi tergantung pada kedudukan atau tingkat sosial seseorang. Mereka yang mampu membeli songket diperbolehkan memakai motif menurut selera yang disukai. Songket juga dijadikan sebagai hadiah kepada orang yang dihormati.
Menurut adat Palembang, biasanya songket diberikan pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan sebagai bentuk penghargaan dalam aspek sosial pada waktu itu. Sekarang, keberadaan songket tak lagi tergantung pada kedudukan atau tingkat sosial seseorang. Mereka yang mampu membeli songket diperbolehkan memakai motif menurut selera yang disukai. Songket juga dijadikan sebagai hadiah kepada orang yang dihormati.
Kain songket Palembang memiliki keistimewaan. Ini
tentunya di samping menggunakan bahan tenun kain yang berasal dari
benang emas dan songket. Demikian pula ditenun dari bahan benang perak,
sutera, wol dan nylon. Semua jenis benang yang digunakan untuk menenun
songket dipadu bahan dasar yang indah menjadikan songket menjadi kain
dengan tenunan sederhana yang kompleks, rumit, namun indah dan agung.
Dalam hal motif dan ragam hias yang diterapkan pada kain songket Palembang, orang zaman dahulu tidak lepas dari keadaan alam. Bahkan nama-nama motif sering digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi si pemakai. Dengan begitu tak jarang terdapat suatu makna atau filosofi yang merupakan wujud perlambangan.
Dalam hal motif dan ragam hias yang diterapkan pada kain songket Palembang, orang zaman dahulu tidak lepas dari keadaan alam. Bahkan nama-nama motif sering digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi si pemakai. Dengan begitu tak jarang terdapat suatu makna atau filosofi yang merupakan wujud perlambangan.
MOTIF DAN RAGAM HIAS
Kain songket Palembang kebanyakan bermotif alam
tumbuh-tumbuhan. Terutama yang berbentuk stilisasi bunga-bungaan. Di
samping itu terdapat juga komposisi motif lain yang pada umumnya dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian :
- komposisi motif tumbuhan (gbr 1 klik : motif tumbuhan)
- komposisi motif geometris (gbr 2 klik : motif geometris)
bila ditinjau dari motif-motifnya kain songket palembang dibagi
menjadi
menjadi
- Songket Lepus (gbr lepus emas merah)
- Lepus Rakam (gbr lepus rakam)
- Lepus Berakam bintang (gbr lepus bintang berakam kecil)
- Lepus Bintang Mawar Jatuh (gbr bunga jatuh)
- Lepus Bintang Coketan
- Lepus Bintang
- Lepus Mawar Jepang
- Lepus Nago Besaung (gbr kristal nago besaung)
- Songket Bungo
- Bungo Cino
- Bungo Inten
- Bungo Inten Tepoleng
- Bungo Jatuh
- Bungo Mawar Jepang (gbr bungo jepang)
- Bungo Mawar Jepang Bekandang
- Bungo Pacar
- Bungo Pacik (gbr bungo pacik)
- Bungo Tabur
- Bungo Tanjung rumpak
- Bungo Kapal Sanggat
- Singep Bungo Pacar
Songket motif lain
- Limar Tapak Kucing
- Limar Kembang (gbr songket limar)
- Pulir Kembang (gbr songket pulir)
- Pulir Siku Rakam
- Tetes Mider
- Rumpak (gbr songket rumpak)
- Bubur Talam
- Jando Berais (gbr jando beraes)
- Nampan Perak (gbr nampan perak)
- Nago Besaung (gbr kristal nago besaung)
- Cik Sina
- Cantik Manis (gbr cantik manis)
- Emas Jantung (gbr songket emas jantung)
Kain songket ini selain berbentuk kain panjang, juga
terdapat bentuk lain seperti : selendang songket, ikat kepudang
(tanjak), kain penutup tempat tidur (seprei), hiasan dinding, hiasan
sarung bantal untuk kursi dan sebagainya.
Motif ragam hias dan pola warna kain songket Palembang diciptakan orang-orang tertentu. Dengan kata lain, tidak semua penenun dapat membuat motif sendiri. Melainkan dipandu orang tertentu misalnya, dalam hal pemberian warna-warna benang.
Motif ragam hias dan pola warna kain songket Palembang diciptakan orang-orang tertentu. Dengan kata lain, tidak semua penenun dapat membuat motif sendiri. Melainkan dipandu orang tertentu misalnya, dalam hal pemberian warna-warna benang.
Menurut masyarakat Palembang, kain songket asli dihiasi benang emas murni. Keadaan ini berlangsung sampai dengan Perang Dunia II. Pada masa itu kain songket Palembang dihiasi benang emas empat belas karat. Namun karena dasar kain songket usianya semakin tua, maka benang emas yang melekat pada kain ditarik dan dilepaskan. Kemudian dipindahkan pada dasar kain dari benang sutra baru hingga menghasilkan jenis kain songket dengan kualitas terkenal. Nah ini yang disebut benang emas cap jantung atau songket jantung. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, motif dan ragam kain songket diwariskan secara turun temurun. Kain songket dibedakan jadi dua. Songket dengan desain benang emas yang penuh (songket Lepus). Dan desain benang emas yang hanya tersebar di beberapa tempat di dasar kain (songket Bertabur atau berserak)
Menurut adat Palembang, perbedaan motif/corak dan warna yang ada pada kain sangat penting. Sebab hal itu digunakan untuk melambangkan kebesaran dan keagungan seseorang. Motif songket yang dipakai orang terpandang di masyarakat berbeda dengan motif songket yang dipakai kalangan biasa.
Motif yang diterapkan pada kain songket mengandung
makna tersendiri. Contoh: songket dengan motif bunga mawar berarti
penawar malapetaka. Motif bunga melati melambangkan kesucian dan sopan
santun. Sedangkan motif bunga tanjung sebuah simbol keramahtamahan
selaku nyonya rumah atau lambang ucapan selamat datang.
Selain motif, warna yang digunakan pun melambangkan
status kedudukan sosial si pemakai. Misalnya kain songket dengan warna
hijau, merah, dan kuning. Warna itu umumnya dipakai seorang janda.
Sedangkan kalau mereka (janda) menggunakan warna cerah melambangkan
keinginan menikah lagi.
Selain itu nama-nama songket pun dihubungkan dengan
status wanita tersebut seperti : songket benang emas janda berhias dan
songket janda pengantin. Pada kain songket janda berhias kedua ujung
kainnya diberi desain bungo tabur sedangkan bidang tengah warna polos
hijau.
Pemberian nama pada songket juga menunjukkan
identitas si pemakai. Seperti songket bunga Cino, biasanya dipakai kaum
wanita keturunan Tionghoa. Demikian pula songket bunga pacik yang
biasanya dipakai para wanita keturunan India dan Pakistan.
MERAWAT KAIN SONGKET
Tabung Songket |
- Setelah dipakai, songket tidak boleh dicuci atau dibentangkan/dipaparkan langsung ke sinar matahari. Songket cukup diangin-anginkan selama beberapa jam dalam suhu ruangan yangtidak terlalu panas.
- Cara penyimpanan songket dilakukan dengan cara menggulung songket seperti gulungan karpet, songkettidak boleh dilipat hal ini bertujuan agar tekstur dan kelenturan benang songket tetap terjaga
- sebelum menggulung sebaiknya letakkan kertas minyak atau kertas pola diantara bagian songket, hingga antar sisi tidak saling berhimpitan
- simpan gulungan songket dalam tabung songket (jika ada) atau diikat longgar dengan tali dari kain,diletakkan di tempat yang tidak saling bertindihan
- untuk menjaga agar benang-benang songket tidak cepat putus atau rusak, tambahkan sambungan kain pada bagian atas songket.
- jika songket ingin disetrika, lapisi dahulu dengan kain halus dan panas setrika pada suhu paling rendah
- berikan cengkeh dan lada bulat untuk menghindari timbulnya jamur pada kain
- setiap tiga bula sekali buka gulungan songket dan anginkan kembali sehingga songket tidak apek dan lembab. pada musim hujan, anginkan songket lebih sering lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar