Setelah menerbitkan Prangko Seri Lambang Propinsi
seri pertama pada tahun 2008, PT Pos Indonesia (Persero) kembali
menerbitkan seri kedua pada tahun 2009. Sama seperti penerbitan tahun
sebelumnya, penerbitan kali ini juga dimaksudkan untuk menyambut Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-64. Pada penerbitan seri
kedua ini, kembali ditampilkan 11 Lambang Propinsi yang telah terpilih
secara acak. Ke-11 propinsi tersebut yaitu Banten, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sumatera Selatan.
- Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamis
- Bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
- Menara Mesjid Agung Banteng, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT
- Gapura Kaibon, melambangkan Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi
- Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan kapas berwarna putih berjumlah 8 tangkai, 4 kelopak berwarna coklat, dan 5 kuntum bunga melambangkan Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang dan pangan, serta 17-8-45 menunjukkan Proklamasi RI
- Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan dataran rendah serta pegunungan
- Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum
- Laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah maritim, kaya dengan potensi lautnya
- Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja pembangungan dan sektor industri
- Dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta
- Lampu bulatan kuning, melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita
- Pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan dak kesatuan masyarakat Banten
- Semboyan “Iman Taqwa” sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera
- Sedangkan makna dari warna yang digunakan : merah berarti keberanian; putih berarti suci, arif dan bijaksana; kuning berarti kemuliaan, kejayaan dan keluhuran; hitam berarti keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati; abu-abu berarti ketabahan; biru berarti kejernihan, kedamaian dan ketenangan
- Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran
- Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima dan bersinar lima melambangkan Pancasila dasar dan falsafah negara
- Tugu pahlawan, adalah lambang kepahlawanan rakyat Jawa Timur
- Gunung berapi, adalah lambang keteguhan tekad Jawa Timur menuju rakyat adil dan makmur
- Pintu gerbang candi dengan warna abu-abu, adalah lambang batas perjuangan masa lalu dengan masa kini yang semangat berjuangnya masih tetap ada
- Sawah dan ladang yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau, adalah lambang kemakmuran
- Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan. Jumlah bulir padi sebanyak 17 buah dan kapas sebanyak 8 buah melambangkan hari Proklamasi RI
- Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai untuk mengairi sawah dan sebagai sumber kemakmuran
- Roda dan rantai, melambangkan tekad yang tak kunjung padam serta rasa ikatan persahabatan
- Pita dengan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Propinsi Jawa Timur
- Tulisan “Jer Basuki Mawa Beya” menunjukkan motto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapain suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan
Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Tengah
berbentuk segi lima, warna dasar merah dan di tengah lambang berwarna
hijau, dengan moto “Isen Mulang” (pantang mundur).
- Segi lima, adalah lambang falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
- Warna merah, adalah lambang keberanian dan keperkasaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang memecah belah persatuan dan kesatuan
- Warna hijau, adalah lambang kesuburan bumi Tanbun Bungai dengan berbagai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
- Talawang (perisai), adalah lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap unsur-unsur yang merusak baik dari luar maupun dari dalam
- Belangan (guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan potensi kekayaan alam Kalimantang Tengah
- Tali tengang (tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan dan kekompakan yang tidak mudah dicerai-beraikan
- Kapas dan padi, adalah lambang bahan sandang pangan yang melambangkan kemakmuran
- Bintang segi lima, adalah lambang Pancasila sebagai Dasar Negara RI
- Kambang kapas (bunga kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (buah padi) 45 butir, adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
- Burung engggang, adalah lambang pertanda kemakmuran dan kedinamisan serta tekad rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta melestarikan lingkungan
- Mandau dan sipet (parang dan sumpit), adalah pasangan senjata yang dibuat oleh nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan menghadapi serangan musuh
- Garantung (gong), adalah lambang kesenian, kebudayaan, dan pandangan optimis
- Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Timur berbentuk perisai bersudut lima, adalah lambang alat pelindung dalam mencapai cita-cita Proklamasi
- Bintang bersudut lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar negara
- Tulisan Kalimantan Timur menunjukkan Propinsi Kalimantan Timur
- Telabang, mandau dan sumpitan, adalah lambang kesiapsiagaan dan kemampuan
- Lingkaran dengan untaian minyak dan damar adalah lambang kekayaan alam
- Lilitan rotan yang tak terputus-putus sebanyak 24 lilitan adalah lambang persatuan dan kesatuan serta saat terbentuknya Propinsi Kalimantan Timur tanggal 1 Januari 1957 (1+1+1+9+5+7)
- Jumlah delapan untaian minyak, 8 untaian damar, dan satu tetesan akhir adalah tanggal proklamasi kemerdekaan (8+8+1)
- Untaian minyak dan damar masing-masing 8 tetesan melambangkan bulan proklamasi kemerdekaan
- 4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah lambang tahun proklamasi kemerdekaan
- Tulisan “Ruhui Rahayu” di atas guci berarti cita-cita dan tujuan rakyat Kalimantan Timur dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur, aman, tentram yang dirihoi oleh Allah SWT
- Makna warna yang digunakan ; hijau berarti kemakmuran dan kesuburan, kuning emas berarti keluhuran dan keagungan, kuning berarti kejayaan, merah berarti keberanian, putih berarti kesucian, dan hitam berarti kesungguhan
Lambang Daerah Kepulauan Riau terdiri dari 6 bagian :
- Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Mata rantai berwarna hitam berjumlah 32 yang berlatar belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Propinsi Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Kepulauan Riau sebagai propinsi yang ke-32
- Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Kepulauan Riau
- Padi berwarna kuning berjumlah 24 butir dan Kapas berwarna hijau putih berjumlah 9 kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat, angka 24 dan 9 menunjukkan tanggal disyahkannya UU terbentuknya Propinsi Kepulauan Riau
- Sebilah kerisk berlekuk 7 berwarna kuning emas berhulu kepala burung Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan memperjuangkan Kepulauan Riau untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran
- Tepak siri berwarna merah melambangkan persahabatan
- Tulisan “Propinsi Kepulauan Riau” berwarna putih di atas dasar lambang daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah. Pita berwarna kuning bertuliskan “Berpancang Amanah Bersauh Marwah” berwarna hitam adalah motto daerah yang mengandung semangat dan tekad masyarakat Propinsi Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita luhurnya
- Perisai Bersegi Lima : kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan rumah tangga yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan Pancasila
- Pita bertuliskan “Sai Bumi Ruwai Jurai” : Sai Bumi – rumah tangga agung yang berbilik-bilik, Rua Jurai – dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung
- Aksara Lampung berbunyi : Lampung
- Daun dan Buah Lada : masing-masing berjumlah 17 dan 8 melambangkan Proklamasi Kemerdekaan. Biji lada berjumlah 64 melambangkan tahun 1964, tahun terbentuknya Propinsi Lampung. Lada merupakan produk utama penduduk asli Lampung.
- Setangkai Padi : berjumlah 45 bulir, menunjukkan tahun 1945, tahun kemerdekaan RI. Padi merupakan produk utama penduduk migrasi, sehingga terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara dua unsur golongan masyarakat
- Laduk : golok masyarakat serba guna
- Payam : tombak pusaka tradisional
- Gung : sebagai alat inti seni budaya, sebagai pemberitahuan karya besar dimulai, dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah
- Siger : mahkota perlambang keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat
- Payung : jari payung 17, bagian ruas tepi 8, garis batas ruas 19, dan rumbai payung 45, melambangkan hari Proklamasi RI
- Warna hijau berarti dataran tinggi yang subur untuk tanaman keras dan tanaman semusim, warna coklat berarti dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang, biru berarti kekayaan sungai dan lautan sumber perikanan, putih berarti kesucian dan keikhlasan hati, serta kuning (tua, emas dan muda) berarti keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita-cita masyarakat
- Lambang Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 2 warna dasar, yaitu warna merah dan kuning. Angka yang tertera di bawah padi dan kapas yaitu 1958, menandakan tahun berdirinya daerah ini menjadi sebuah propinsi
- Bintang : melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
- Komodo : melambangkan kekayaan alam khas NTT
- Padi dan Kapas : melambangkan kemakmuran
- Tombak : melambangkan keagungan dan kejayaan
- Pohon Beringin : melambangkan persatuan dan kesatuan
Lambang Daerah Propinsi Papua Barat memiliki unsur-unsur :
- Tulisan Papua Barat, menjelaskan nama Propinsi Papua Barat
- Bintang berwarna putih, bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan
- Pohon dan ikan, melambangkan sumber daya hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
- Menara kilang dengan semburan api berwarna merah, melambangkan kekayaan bahan tambang yang melimpah
- Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau, bermakna lokasi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua
- Bidang hijau yang diapit 3 bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 unsur yaitu pemerintah, masyarakat adat dan agama
- Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat
- Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 anak daun, dan pelepah bagian kiri terdiri dari 10 anak daun, diikat oleh dua angka 9 bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna tanggal terbentuknya Propinsi Papua Barat tanggal 12 Oktober 1999. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Papua Barat
- Seutar pita kuning bertuliskan “Cintaku Negeriku”, bermakna filosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Propinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI
- Bentuk dasar adalah simbol bentuk jantung, melambangkan bahwa isi dari pada lambang ini tertanam dan bersumber dari hati rakyat Sulawesi Tengah
- Warna yang digunakan : biru melambangkan kesetiaan dan juga cita-cita yang tinggi; kuning melambangkan kekayaan, keagungan dan keluhuruan budi; merah pada tulisan Sulawesi Tengah dengan dasar putih melambangkan keberanian dan kesatriaan yang didasarkan atas hati yang suci, keikhlasan dan kejujuran; hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran; coklat melambangkan ketenangan
- Pohon kelapa, melambangkan kesediaan untuk berkorban, bermanfaat (seperti seluruh bagian pohon kelapa), ketenangan dan tawakal serta keteguhan hati dalam mencapai cita-cita (dilambangkan dengan pucuk yang lurus menunjuk bintang)
- Bintang segi lima, daun kelapa lima helai dan buah kelapa lima buah melambangkan Pancasila
- Garis bergelombang dua buah dengan masing-masing enam dan empat jalur gelombang memberikan pengertian akan sifat maritim dari daerah Sulawesi Tengah
- Padi dan Kapas merupakan lambang umum kemakmuran
- Lambang ini terletak di dalam suatu bentuk perisai lima, bermakna bahwa Pancasila merupakan asas dalam segala kehidupan di Sulawesi Tenggara
- Tulisan “Sulawesi Tenggara” berwarna merah menunjukkan inilah lambang dari Sulawesi Tenggara, sedangkan warna merah berarti keberanian
- Warna ada 4 macam sesuai dengan pembagian perisai menunjukkan pada waktu dibentuknya Propinsi Sulawesi Tenggara meliputi 4 daerah. Warna hijau berarti kesuburan dan menujukkan Kabupaten Kendari, warna coklat perlambang tanah yang mengandung nikel dan terdapat di Kabupaten Kolaka, warna kuning menunjukkan warna kayu jati yang terdapat di Kabupaten Muna, dan hitam sebagai simbol warna aspal yang terdapat di Kabupaten Buton
- Padi dan Kapas sebagai lambang untuk kemakmuran dan keadilan
- Mata rantai yang disambung menjadi satu sebagai simbol persatuan dan kesatuan
- Kepala Anuang mempunyai pengertian bahwa Anuang adalah binatang dengan ciri ulet, gesit dan militan dan merupakan ciri spesifik untuk Sulawesi Tenggara
- Warna dasar putih dari kepala Anuang menunjukkan kesucian dan kebersihan
- Warna biru laut merupakan simbol bahwa daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari gugusan pulau, memiliki jiwa pelaut yang ulung, serta melambangkan sifat kesetiaan, keluhuran dan kejujuran
Lambang Sumatera Selatan berbentuk
perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat lukisan bunga teratai,
batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di atasnya
terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan.
- Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila
- Batang hari sembilan adalah nama lain propinsi Sumatera Selatan yang memiliki sembilan sungai
- Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan
- Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di Sumatera Selatan
- Atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting serta 45 buah genting merupakan simbol Proklamasi Kemerdekaan RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar