DZIKRULLAH dengan spiritual Islamic system (SIS)
dan Tatacaranya
…Karena itu ingatlah kamu kepadaKu,
niscaya aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)Ku (Al-baqarah: 152)
Dengan dzikir setiap kesusahan akan menjadi
mudah. Dan setiap kesulitan akan ada jalan keluarnya. Pada hati manusia
terdapat suatu ruangan yang tidak akan terpenuhi kecuali dengan dzikir.
Jika hati mulai berdzkir maka tidak
hanya ruangan hati saja yang akan terpenuhi, tetapi seluruh anggota tubuh lainnya.
Hidup dengan damai., serta percaya diri yang kuat. Menjadi kaya, walaupun tanpa harta, terhormat,
walapun tanpa dukungan masa dan keluarga,
Sebaliknya orang yang lalai dari
dizikir, meskipun banyak harta, keluarga dan kekuasaan, namun ia tetap dalam
keadaan hina. Ibnu Taimiyah mengatakan dzikir bagi seseorang Muslim seperti
pengaruh air terhadap ikan.” Dapat dibayangkan bagaimana ikan hidup tanpa air.
Apa itu SIS ?
SIS singkatan dari syahadat,
istighfar
dan shalawat.
Disebut SIS hanya untuk mudah mengingatnya.
SIS apakah satu
kesatuan?
Tidak mungkin mengenali Allah SWT,
tanpa terlebih dahulu mengenali diri sendiri. Itulah alasannya, mengapa
SIS penting, yakni agar manusia
senantiasa hidup seirama dengan kehendak dan ketentuan Allah. Orang yang telah mengenali
dirinya berarti akan selalu waspada dalam menjaga imannya, menyempurnakan
akhlaknya terus menerus, serta memperbanyak istighfar atas fitrahnya sebagai
manusia yang tak luput dari salah. Berikutnya senantiasa bershalawat kepada Rasulullah.
Sebab, mencintai Allah tidak mungkin tanpa mencintai dan mengikuti jejak para
Nabi dan Rasul Dengan demikian amalan ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Apa faidah mengamalkan
SIS ?
Tidak ada jaminan seseorang bisa
terbebas dari segala kufur dan musyrik setiap harinya. Paket SIS merupakan
instrument pembuktian kebenaran firman Allah SWT. Karena itu jika dibaca dengan
ikhlas, maka sesuai janji Allah dalam Al-kitabnya, Allah akan mencurahkan
berbagai kebajikan pada hambanya—kemudahan hidup di dunia maupun di akhirat, memperoleh
bimbinganNya setiap saat, serta diangkatnya berbagai musibah dan rupa-rupa
penyakit baik lahir maupun bathin, dan kebajikan lain yang semuanya, kembali kepada
wewenangnya Allah—sebagai bukti atas kemaha-besaranNya. Pastinya, dengan SIS
seseorang telah mengambil langkah konkret untuk menjaga kualitas Iman, memelihara
kesucian dirinya. Dan yang penting memperbaharui iman islamnya!
Apa itu ikrar syahadatain?
Ikrar syahadatain atau persaksian Iman
merupakan pernyataan membenarkan keberadaan Allah dan Rasulnya bahwa laa-ilaaha
ilawlaah Muhammad Rasulullah (kalimah
thaibah) ”Tidak ada Tuhan melainkan Allah”. Ketika seseorang meyakini kebenaran
kalimah thaibah dan mengikrarkannya, seraya
menerima konsekwensi dari sumpah-setianya kepada Ilahi rabbi, maka pengucapan kalimah tersebut akan diawali dengan kata Asyhadu.
Maka sejak itu, kalimat thaibah menjadi
kalimat persaksian iman. “Asyhadu allaa-ilaaha il-lawlaah wa-asyhadu
anna Muhammad-rasuulullah.” Kalimat itulah yang mesti diikrarkan
sebagai gerbang awal seseorang menjadi muslim. Dengan demikian sejak saat itu,
seorang muslim hanya memiliki satu Tuhan, yakni menggantungkan seluruh
persoalan dan urusan hidup dan kehidupannya di dunia maupun di akhirat hanya
kepada Allah SWT. (lihat : “Kandungan Makna Syahadat!, syahadat
lengkap)
Syahadat mengapa
harus dizikirkan?
Syahadat adalah rukun Islam yang pertama. Ia
merupakan inti ajaran Iman dan risalah yang dibawa oleh
semua para nabi. Ajaran Tauhid tidak mensyaratkan keturunan sebagai dasar imannya seseorang.
Seperti keluarga yang non muslim, keturunannya ada juga yang islam, demikian
juga keturunan muslim, tidak otomatis syah sebagai pemeluk islam, sebab
sebagian dari keluarga muslim ada juga yang non muslim.
Seperti pelaksanaan rukun Islam lainnya
tentang yang mensyahkan dan membatalkan ibadah, demikian juga dengan Syahadatain (Iman). Iman seseorang bisa turun naik atau bahkan
lenyap dari pemeluknya. Akibatnya, membuat manusia menjadi musyrik atau murtad, seumpamanya, tidak senang
diatur oleh ketetapan sang Khaliq,.menduakan Allah dengan jabatan, benda atau
azimat yang disakralkan, berburuk sangka kepada Allah, melakukan persekutuan
dengan jin, dan lain sebagainya.
Hal-hal demikian antara lain yang membatalkan syahadatain. Karena itulah para ulama Tauhid sepakat
menganjurkan tazdiidul-imaan atau
memperbaharui (update) Iman setiap
saat. Menjadikan syahadat sebagai amalan dzikir(wirid), adalah upaya
memelihara iman bagi manusia. Yang
demikian hukumnya wajib.
Cukupkah kalimah Thaibah?
Penyebutan “Kalimah taibah” yang lazim
berbunyi la-ilaaha il-lawlaah-- terdapat
dalam surat Ibrahim ayat 24-26. Hal ini merupakan pengakuan (itiraf)
bahwasanya Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Hanya Allah Tuhan sang pencipta,
pemilik alam semesta.. I’tiraf dengan mensucikan keberadaan Tuhan (tasbih), atau mentahlilkan dilakukan oleh
seluruh mahluk dibumi dan dilangit seperti
tumbuh-tumbuhan, hewan, gunung, termasuk
juga bangsa jin.(sebagian beriman, sebagiannya lagi membangkang)
Kemudian
agar terjadi harmonisasi di
alam raya ini, Allah menurunkan Islam sebagai agama untuk manusia.
Karena itu ikrar
keimanan memang hanya diperuntukkan bagi manusia, sebab berbeda dengan
mahluk lainnya, manusia akan diminta pertanggungjawaban atas
sepak terjangnya selama hidup di dunia. Dengan demikian, untuk menjadi beriman, manusia dituntut
bukan hanya sekedar I’tiraf melainkan mengiqrarkan keyakinan itu sendiri
sebagai prosedur keislaman seseorang. Menyatakan kesaksian atas kebenaran
yang diyakini (Isyhaadu Biannaa muslimuun). adalah bagian dari rukun syahnya
syahadat.
Hadist Aisyah RA menuturkan, maksud
ayat 24-26 pada surat Ibrahim diatas adalah kesaksian, “Ketika diajukan
pertanyaan terhadap ahli kubur, maka salah satu pertanyaannya adalah: apakah
kesaksianmu?: Maka orang beriman akan balas menjawab, Asyhadu allaa ilaahaa il-laulah-wa-asyahadu-anna Muhammad Rasuulullah.(Maulana Muhammad Zakariya : fadhailul amal
hal 425) Begitu kuatnya pengaruh tauhid dalam kehidupan orang yang beriman,
sehingga kalimah persaksian iman disebut Allah dalam lanjutan ayat tersebut dengan istilah
qaulus-tsaabit
(ucapan peneguh, yang menetapkan (keimanan)
Mengapa Istighfar
diwiridkan?
Tidak ada manusia dimuka bumi ini yang
bebas dari segala dosa setiap harinya baik disengaja maupun tidak. Akibat
tindakan sendiri maupun sebab ulah pihak lain. Sebagaimana Rasulullah yang
sudah dimaksum (terpelihara) dari tindakan salah, beliau tak kurang 70 x bermohon ampun setiap harinya
, maka itu memperbanyak istigfar yang
berarti pertaubatan hukumnya wajib.
Mengapa wirid Shalawat
?
Shalawat dimunazatkan sebagai tanda
cinta kepada Rasulullah dan para nabi. Sebab tidak mungkin manusia memperoleh perkenan
dan kasih sayang Allah tanpa syafaatnya Rasulullah. SAW.. “Allah dan para malaikatnya
bershalawat kepada nabi,” demikian disebutkan dalam surat Al-ahzab : 56. Doa
yang dimunazatkan seorang hamba tak akan
bisa sampai kepada Allah tanpa bershalawat kepada Rasulullah. Jadi hukumnya bershalawat
adalah wajib.
TATA CARA WIRID
- Didahului dengan sholat wudhu dan sholat taubat.
- Setiap habis sholat wajib lima waktu, atau membaca dzikir sholat (karena sebaik-baik dzikir, afdhalu dzikri fa’lam annahu :asyhadu anlaa-ilaaha-ilawlaah wasyhadu...) diwiridkan berturut-turut. yakni. Syahadat 100 kali, Istigfar 100 kali, Shalawat 100 kali.
- Amalan ini, jika dimohonkan sebagai bentengan atas godaan atau ujian kehidupan, sangat diutamakan untuk diwiridkan malam hari yakni pada waktu yang di gunakan sholat malam(tahadzud). Maka hendaknya disertai juga dengan shalat istikharah, ta’atal hazat, dan tahadzud.
- Diakhiri dengan do’a. Diutamakan do’a permohonan ampunan kepada Allah SWT dan segala perkenannya (ridha) Allah semata (ibtighaa mardhaatillaah).
- Dianjurkan mengahiri semua rangkaian dengan sholat witir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar