Pelabuhan Boom Baru Palembang didirikan pada 1924 sebagai pelabuhan
pengganti dengan penguasa pelabuhan yang disebut Haven Meester.
Sebelumnya, pelabuhan yang berfungsi melayani pelayaran kapal-kapal
besar berada di kawasan Sungai Rendang (sekarang area kawasan 16 Ilir).
Berkembangnya jalur perdagangan di Palembang yang semakin pesat maka
perdagangan arus keluar masuk kapal pun meningkat. Karena pelabuhan
sudah dinilai tak memiliki kemampuan lagi dalam menampung arus kapal
beserta bongkar muatnya, pemerintah membuat kebijakan memindahkan
pelabuhan Palembang. Pemindahan pelabuhan ini sudah beberapa kali
terjadi. Pertama pada 1821, setelah Belanda berhasil menguasai
Palembang, pelabuhan dibangun depan Benteng Kuto Besak sekarang
Perbekalan dan Angkutan Komando Daerah Militer (Bek Ang Kodam) II
Sriwijaya atau lebih dikenal sebagai Boom Jati.
Pemindahan yang kedua dilakukan
pada tahun 1914, dengan letak lebih ke hilir sungai, yaitu kawasan
Sungai Rendang, atau masyarakat SUMSEL lebih mengenalnya sebagai Gudang Garam.
Kemudian berikutnya pemindahan pelabuhan ke Boom Baru, ditetapkan oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda lewat Staatblad pada Tahun 1924 No.
545. Pelabuhan boom baru terletak di antara Sungai Lawang Kidul dan
Sungai Belabak. dengan panjang dermaga sekitar 250 meter. Selain
dermaga, di tempat ini juga ada Kantor Doane atau Bea Cukai yang
posisinya terapung. Kemajuan Pelabuhan Palembang sangat pesat , hal ini
dapat dilihat dari perbandingan catatan statistik arus keluar masuk
kapal dan bongkar muat kapal antara tahun 1880 (Boom Jati) dan 1929
(Boom Baru). Di tahun 1880, jumlah kapal yang beraktivitas di pelabuhan
sebanyak 177 unit dengan volume barang 30.330 meter kubik/TEUS.
Sementara tahun 1929, jumlah kapal 1.559 unit dan barang (4.050.408
meter kubik). Dermaga yang dikelola oleh PT Pelindo di Boom Baru adalah
Dermaga I sepanjang 475 m, lebar 10,5 m dengan kapasitas 3 TEUS per
meter persegi dalam 7 LWS. Lapangan penumpukan peti kemas (container
field)-nya seluas 8.173 meter persegi. Kemudian, Dermaga II sepanjang
265 m, lebar 19,5 meter dengan kapasitas 3,2 TEUS per meter persegi
dalam 9,2 LWS. Ini didukung lapangan penumpukan peti kemas seluas 36.000
meter persegi. Di samping kapal barang, Boom Baru juga melayani
angkutan penumpang. Angkutan penumpang dengan tujuan Mentok dan Batam
ini dilayani oleh operator kapal cepat swasta atau warga Palembang lebih
mengenal dengan sebutan kapal ferry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar