ASTA BRATA DALAM KEPEMIMPINAN HINDU
Posted by
Ni Wayan Maretayani
on Kamis, 28 Agustus 2014
A.
PENGERTIAN
ASTA BRATA
Di bangku kuliah, kita diajarkan
manajemen, yang sebagian besar mengadopsi ajaran-ajaran dari bangsa Barat.
Apakah bangsa Timur tidak mewariskan ajaran-ajaran kepemimpinan yang dapat
digunakan untuk memimpin negara menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat?.
Setelah saya coba buka-buka buku dan sejarah ternyata Bangsa Timur tidak kalah
dengan bangsa Barat. Bangsa kita pun (Timur) telah mewariskan banyak
ilmu-ilmu manajemen. Salah satunya adalah ASTA BRATA yang telah
diterapkan di bumi nusantara ini sejak ribuan tahun silam hingga negeri ini
sempat mengalami kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.
Ramayana
Sebuah Sastra Weda yang telah
digubah dengan bentuk Kakawin/Kakawin Ramayana Bab I Sloka 3 menyebutkan :
Gunamanta Sang Dasaratha, Wruh Sira
ring Weda, Bhakti ring Dewa Tan Marlupeng pitra puja, masih ta sireng swagotra
kabeh.
Maksudnya : Bahwa Raja Dasaratha
adalah seorang pemimpin yang memahami pengetahuan suci Weda, taat beragama,
Bhakti kepada Tuhan dan tidak melupakan leluhur/pendahulu-pendahulunya serta
adil dan mengasihi seluruh rakyatnya.
Raja berputrakan Sri Rama ini adalah
seorang pemimpin yang patut dijadikan panutan. Artinya seorang pemimpin harus
menguasai : ilmu pengetahuan & teknologi, agama, taat kepada Tuhan, hormat
kepada para pahlawan dan pendahulu-pendahulunya, adil serta sayang kepada
rakyatnya. Asta Brata
Asta Brata artinya delapan ajaran
utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata
(adiknya) yang akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya. Asta Brata disimbulkan
dengan sifat-sifat mulia dari alam semesta yang patut dijadikan pedoman bagi
setiap pemimpin, yaitu :
- Indra Brata
Seorang pemimpin
hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra yaitu sebagai dewa hujan. Hujan
adalah sumber kemakmuran, karena tanpa hujan tumbuh-tumbuhan tidak dapat hidup. Seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa
mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya dapat
membawa kesejukan dan penuh kewibawaan.
Petikan
dari kekawin Ramayana :
Nihan bratani sang hyang Indra lapen,
siran hudan
aken tumpraping jagat, Sirast tuladen ta
indra brata,
Sudana ya hudan ta rat maniyabi.
Artinya
:
Inilah lakunya Hyang
Indra yang hendaknya kau ambil. Ia mendatangkan hujan dan menentramkan dunia.
Sifat dan lakunya Hyang Indra itulah hendaknya kau ambil, (kau turuti),
hendaknya kamu menghujankan hadiah yang banyak hingga merata pada segenap
rakyat.
- Yama Brata
Yama adalah penegak kebenaran dan
keadilan. Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Yama yaitu
menegakkan kebenaran dan keadilan, memberikan hukuman atau peraturan yang sesuai dengan kesalahan yang diperbuat demi mengayomi masyarakat.
Menjadi pemimpin harus
bertindak objektif.
Petikan dari Kekawin
Ramayana :
Yama
brata dumanda karmaphala,
Sirekana
malung maling yar pejah,
Umilwa
kisa malwa nolah salah,
Asing
umawarang sarat prih pati
Artinya :
Laku
Hyang Yama ialah menghukum perbuatan jahat, ia memukili pencuri-pencuri bahkan
sampai mati. Demikian pula hendaknya kamu ikut memukili semua perbuatan salah.
Singkirkanlah semua orang yang berusaha merintangi.
3.
Surya Brata
Surya atau Matahari adalah sinar Maha agung, daripadanya
segala kehidupan mungkin bertahan dan berkelanjutan. Surya juga dikatakan
sebagai Saksi Agung Tri Bhuwana, tidak ada satupun kejadian
didunia ini yang tidak beliau ketahui. Itulah makna mantra Surya
Raditya yang menyatakan bahwa Dewa Surya adalah saksi dari segala
perbuatan manusia, baik perbuatan buruk maupuk baik, subha dan asubha
karma. Surya adalah Sinar yang paling utama di dunia, menyinari
seluruh jagad raya tanpa kecuali.
Dalam kepemimpinan Hindu, sifat Dewa Surya yang harus
diteladani adalah memberikan sinar kehidupan bagi seluruh rakyatnya tanpa
kecuali. Kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah tugas seorang pemimpin.
Di samping itu seorang pemimpin harus taat akan waktu dan tepat waktu , dan
seperti sang surya yang tidak pernah berhenti ‘bekerja’ menyinari alam
sepanjang waktu. Seorang pemimpin harus mampu menjadi inspirasi, energi untuk
memotivasi dan menjadi contoh disiplin kepada bawahannya dan mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk
membangun bangsa dan negara, dengan memberikan bekal lahir dan bathin untuk
dapat berkarya secara maksimal menurut swadharma atau bidang tugasnya
masing-masing.
Petikan Kekawin
Ramayana :
Bhatara Rawi mangisep wwai lana,
Ndatan
Kara sanaih-sanaih denira
Samangkana
ketat alap pangguhen,
Tatar
gelasa yeka Surya brata.
Artinya :
Bhatara Surya
(matahari) selalu mengisap air tiada hentinya, perlahan-lahan, demikian
tindakannya. Demikianlah hendaknya di dalam mengambil sesuatu, hasil atau
keputusan. Janganlah tergesa-gesa, seperti laku Dewa Surya.
4.
Candra Brata
Candra atau Bulan adalah Dewa yang menyinari di kala malam
hari. Malam adalah saat gelap, sisi gelap kehidupan manusia. Bulan adalah
sinar, tetapi tidak pernah memberikan rasa panas bagi yang disinari berbeda
dengan Matahari. Keduanya, antara sisi gelap dan bulan selalu berdampingan
karena Bulan tidak pernah hadir saat siang, dia selalu hadir saat malam.
Sikap dan penampilan cahaya beliau yang halus dan
menyejukkan dengan senyum yang amat manis, begitu teduh bak tersiram air
surgawi bagi yang menikmati sinarnya. Di samping itu dengan kelemahlembutan
sinar beliau mampu memberi penerangan dan tuntunan bagi orang yang sedang tersesat
dalam kegelapan. Cahaya
rembulan mampu menumbuhkan semangat dan
harapan di tengah kegelapan. Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan
dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, walau dalam
kelamnya duka karena bencana. Seorang pemimpin harus
mampu menciptakan kesejukan dan kenyamanan suasana, mampu memberi tuntunan dan
pencerahan
rakyatnya.
Dalam skup yang lebih kecil misalnya dalam organisasi
kelurahan, seorang lurah wajib mengerti kesusahan yang menimpa staff atau warga
kelurahan dan mampu memberikan solusi bagi kesusahan mereka atau setidaknya
memberikan penerangan dan kekuatan mental kepada yang sedang tertimpa
kesusahan. Di samping itu, Bulan juga menyimbolkan sinar kesejukan. Tutur kata
dan perbuatan seorang pemimpin haruslah menyejukkan bagi rakyatnya. Jadi, nilai
etika Hindu dalam kepemimpinan Candra Brata adalah memberikan kesejukan bagi
rakyatnya, menghilangkan keresahan yang menimpa rakyat.
Petikan kekawin
Ramayana :
Sasi brata humarsukang
rat kabeh,
ulah ta mardu komala
yan katon,
guyun ta mamanis ya
tulyamrta,
Asing matuhan panditat
swargatan.
Artinya :
Laku dewa bulan ialah
menggembirakan seluruh dunia, seperti bulan itulah hendaknya tingkah lakunya
kelihatan lemah lembut. Hendaknya senyummu manis seperti Amarta. Semua orang
tua-tua dan cerdik pandai kamu hormati dengan selayaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar