Kabupaten Ogan Komering Ilir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
![]() Lambang Kabupaten Ogan Komering Ilir Moto: "Bende Seguguk" |
|
![]() Peta lokasi Kabupaten Ogan Komering Ilir Koordinat: |
|
Provinsi | Sumatera Selatan |
Ibu kota | Kayu Agung |
Pemerintahan | |
- Bupati | Iskandar, SE |
- DAU | Rp. 620.189.348.653,-(2013)[1] |
Luas | 19.023,47 km2 |
Populasi | |
- Total | 752.906 jiwa (2012)[2] |
- Kepadatan | 39,58 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0712 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 18 |
- Kelurahan | 299 |
Simbol khas daerah | |
- Situs web | www.kaboki.go.id |
Iklim di Kayu Agung, Ibu Kota Kabupaten Ogan tergolong Tropik Basah dengan curah hujan rerata Tahunan > 2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan dan hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun. Musim Kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November sampai Bulan April.
Penyimpangan musim biasanya terjadi dalam lima tahun, berupa musim penghujan, dengan rata-rata curah hujan lebih kurang 1.000 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun. Di wilayah OKI juga terdapat beberapa pelabuhan yakni, Pelabuhan Sungai Lumpur yang dimana jumlah dermaganya adalah 2 Buah.
Daftar isi
Demografi
Kecamatan | Luas Wilayah (km²) | Jumlah Penduduk (jiwa) | Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) |
---|---|---|---|
Lempuing | 525,61 | 70.642 | 134 |
Lempuing Jaya | 503,80 | 59.786 | 119 |
Sungai Menang | 2.876,17 | 46.567 | 16 |
Mesuji | 55,86 | 38.870 | 696 |
Mesuji Raya | 128,85 | 34.334 | 266 |
Mesuji Makmur | 1.513,14 | 51.456 | 34 |
Tulung Selapan | 4.853,40 | 40.683 | 8 |
Cengal | 2.226,41 | 42.778 | 19 |
Tanjung Lubuk | 222,97 | 32.296 | 145 |
Teluk Gelam | 168,29 | 21.268 | 126 |
Pedamaran | 1.059,68 | 40.114 | 38 |
Pedamaran Timur | 464,79 | 20.110 | 43 |
Kota Kayu Agung | 145,45 | 62.694 | 431 |
Pampangan | 177,42 | 27.758 | 156 |
Pangkalan Lapam | 1.139,75 | 26.033 | 23 |
SP. Padang | 149,08 | 41.709 | 280 |
Jejawi | 218,98 | 38.098 | 174 |
Air Sugihan | 2.593,82 | 32.180 | 12 |
Geografis Daerah
Wilayah Kabupaten Ogan Komering ilir terletak di bagian Timur
Provinsi Sumatera Selatan yaitu tepatnya antara 104°20’ dan 106°00’
Bujur Timur dan 2°30’ sampai 4°15’ Lintang Selatan, luasnya mencapai
19.023,47 Km². Secara administrasi berbatasan dengan :
- Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang di sebelah Utara;
- Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Lampung di sebelah Selatan;
- Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur di sebelah Barat, dan;
- Selat Bangka dan Laut Jawa di sebelah Timur.
Sekitar 75 persen dari luas wilayah Kabupaten OKI merupakan bentangan
rawa dan 25 persennya merupakan daratan. Daerah ini dialiri oleh banyak
sungai dan memiliki wilayah pantai dan laut. Wilayah pesisir Pantai
Timur OKI meliputi Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan
Kecamatan Sungai Menang. Secara fisiografi datarannya dibedak
Fisiografi
Kabupaten OKI secara fisiografis terletak pada bentang alam dataran
rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur. Wilayah ini
sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa, meskipun secara
lokal dapat ditemukan dataran kering. Dengan demikian wilayah OKI dapat
dibedakan menjadi dataran lahan basah dengan topografi rendah (lowland)
dan dataran lahan kering yang memperlihatkan topografi lebih tinggi
(Upland). Daerah lahan basah hampir meliputi 75 % wilayah OKI dan dapat
dijumpai di kawasan sebelah timur seperti Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal, dan Kecamatan Sungai Menang. Sedangkan lahan kering
dapat terdapat di wilayah dengan topografi bergelombang, yaitu di
Kecamatan Mesuji Makmur, Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.
Sejarah
Era penjajahan Belanda wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
termasuk ke dalam wilayah Keresidenan Sumatera Selatan dan Sub
Keresidenan (Afdeeling) Palembang dan Tanah Datar dengan ibukota
Palembang. Afdeeling ini dibagi dalam beberapa onder afdeeling, dan
wilayah Kabupaten OKI meliputi wilayah onder afdeeling Komering Ilir dan
onder afdeeling Ogan Ilir. Di era kemerdekaan wilayah Kabupaten OKI
termasuk dalam Keresidenan Palembang yang meliputi 26 marga. Kemudian di
era ORBA wilayah Kabupaten OKI menjadi bagian dari Provinsi Sumatera
Selatan. Setelah adanya pembubaran marga, wilayah Kabupaten OKI dibagi
menjadi 12 Kecamatan defenitif dan 6 kecamatan perwakilan.
Sebelum tahun 2000 Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memiliki 14
kecamatan defenitif dan 4 kecamatan perwakilan. Keempat kecamatan
perwakilan tersebut adalah Kecamatan Rantau Alai dengan Kecamatan Induk
Tanjung Raja, Kecamatan Jejawi dengan Kecamatan Induk Sirah Pulau
Padang, Kecamatan Pematang Panggang dengan Kecamatan Induk Mesuji dan
Kecamatan Cengal dengan Kecamatan Induk Tulung Selapan. Namun semenjak
tahun 2001, empat kecamatan perwakilan tersebut disahkan menjadi
kecamatan defenitif sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten OKI menjadi
18 kecamatan dan meliputi 434 desa dan 13 kelurahan.
Dalam perjalanannya, berdasarkan KEPPRES Nomor 37 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering
Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten OKI
dimekarkan menjadi dua kabupaten yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir dan
Kabupaten Ogan Ilir yang beribukota di Inderalaya. Wilayah Kabupaten
Ogan Ilir meliputi Kecamatan Inderalaya, Tanjung Raja, Tanjung Batu,
Muara Kuang, Rantau Alai dan Kecamatan Pemulutan. Setelah pemekaran ini,
wilayah Kabupaten OKI terdiri dari 12 kecamatan, yang meliputi 272 desa
dan 11 kelurahan.
Selanjutnya, Berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2005, wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ilir kembali dimekarkan sehingga terbentuk 6 kecamatan
baru, yaitu Kecamatan Pangkalan Lampam, Mesuji Makmur, Mesuji Raya,
Lempuing Jaya, Teluk Gelam dan Kecamatan Pedamaran Timur. Setelah
pemekaran ini Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif meliputi
18 Kecamatan, 11 kelurahan dan 290 desa
Sosial Budaya Kabupaten OKI
Kabupaten Ogan Komering Ilir terbagi atas beberapa suku bangsa baik
suku asli Ogan Komering Ilir maupun pendatang dari Jawa, Bali dan Sunda.
Adapun suku asli Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas:
(1) Suku Ogan : meliputi penduduk asli tersebar di Desa Sugih Waras,
Buluh Cawang, Teleko, sebagian Sirah Pulau Padang, Pampangan, Keman,
Pangkalan Lampam, dan Tulung Selapan, berbahasa Ogan. (2) Suku Komering:
meliputi penduduk asli di sepanjang sungai Komering mulai dari
Kecamatan Tanjung Lubuk sampai Kota Kayuagung, sehari-hari berbahasa
Komering. (3) Suku Kayuagung: meliputi penduduk asli di Kecamatan Kota
Kayuagung kecuali Celikah dan Tanjung Rancing, sebagian penduduk di
Kecamatan Lempuing dan desa-desa perairan sungai Mesuji di Kecamatan
Mesuji dan Kecamatan Sungai Menang, sehari-hari berbahasa asliKayuagung.
(4) Suku Penesak/Danau: meliputi penduduk asli Kecamatan Pedamaran
tersebar di desa-desa dalam Kecamatan Pedamaran tidak termasuk penduduk
Sukaraja, berbahasa Penesak. (5) Suku Pegagan : meliputi penduduk asli
di Kecamatan Jejawi, Sirah Pulau Padang, Tanjung Rancing dan Celikah
Kecamatan Kota Kayuagung, berbahasa Pegagan. (6) Suku Jawa, Sunda dan
bali : meliputi penduduk di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji,
Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Sungai Menang, Air Sugihan, Pedamaran Timur
dan sebagian penduduk di Kecamatan Teluk Gelam, Bahasa yang mereka
gunakan adalah bahasa sunda atau jawa dan untuk pergaulan dengan
penduduk setempat menggunakan Bahasa Indonesia.
Geografi Wilayah Kabupaten OKI
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah 19.023,47 Km² secara
geografis terletak di antara 20 30' sampai 4015' LS dan di antara 1040
20' sampai 1060 00' BT.
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki batas wilayah
administrasi dengan rincian : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Ogan Ilir, Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten OKU Timur dan Provinsi Lampung. Sebelah
Timur berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut Jawa. Sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur. Kabupaten
Ogan Komering Ilir dengan luas wilayah 21.689,54 Km² dan kepadatan
1.568 jiwa/Km² memiliki 18 kecamatan dan 321 desa/kelurahan terdiri
dari : 308 desa dan 13 kelurahan. Wilayah yang paling luas adalah
Kecamatan Tulung Selapan dengan luas 4.853,40 km², dan wilayah yang
paling sempit adalah Kecamatan Mesuji dengan luas wilayah 55,86 Km² .
Secara rinci luas wilayah dan jumlah desa/kelurahan masing-masing
kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir tampak pada Tabel 1.
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang mempunyai iklim
Tropis Basah (Type B) dengan musim kemarau berkisar antara bulan Mei
sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar antara bulan
November sampai dengan April. Curah hujan 5 tahun terahir rata-rata per
bulan terendah 118 mm pada bulan Agustus dan September 2011, atau
rata-rata per tahunadalah 2.906 mm dan rata-rata hari hujan 116 hari per
tahun. Suhu udara harian berkisar antara 210 C terendah pada malam hari
sampai 360 C tertinggi malam siang hari. Kelembaban udara harian
berkisar antara 69 % sampai 98 %. Secara fisiografis Kabupaten OKI
terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang
Sumatera bagian timur. Wilayah ini sebagian besar memperlihatkan
tipologi ekologi rawa, meskipun secara lokal dapat ditemukan dataran
kering. Dengan demikian wilayah OKI dapat dibedakan menjadi dataran
lahan basah dengan topografi rendah dan dataran lahan kering yang
memperlihatkan topografi lebih tinggi. Daerah lahan basah hampir
meliputi 75 % wilayah OKI dan dapat dijumpai di kawasan sebelah timur
seperti Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, dan Kecamatan
Sungai Menang. Sedangkan lahan kering terdapat di wilayah dengan
topografi bergelombang, yaitu di Kecamatan Mesuji Makmur, Lempuing dan
Kecamatan Lempuing Jaya. Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki tofografi
lembah, datar sampai bergelombang dengan ketinggian 8 meter sampai 45
meter diatas permukaan air laut. Lokasi tertinggi berada kecamatan
Mesuji Makmur, dengan titik ketinggian sekitar 45 meter dpal, sedangkan
daerah terendah terletak di kawasan timur yang termasuk di wilayah
Kecamatan Air Sugihan, dengan rata-rata ketinggian sekitar 8 meter dpal.
Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan
menjadi daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat
kemiringan antara 0 – 2 %, dan daerah dengan topografi bergelombang
dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %. Sebagian besar
daerah OKI merupakan daerah datar sampai landai, sedangkan daerah yang
bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan
Mesuji, Mesuji Makmur dan Kecamatan Pedamaran Timur. Di Kabupaten Ogan
Komering Ilir dialiri oleh beberapa sungai besar yaitu sungai Komering
yang mengalir mulai dari Kecamatan Tanjung Lubuk, Pedamaran, Kayuagung,
Sirah Pulau Padang dan Kecamatan Jejawi serta bermuara di Sungai Musi di
Kota Palembang, Sungai Mesuji mengalir dari Kecamatan Mesuji sampai
Kecamatan Sungai Menang yang merupakan perbatasan Kabupaten OKI dengan
Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Sedangkan sungai lainnya
antara lain sungai Lempuing, Air Sugihan, Sungai Jeruju, Sungai Riding,
Sungai Lebong Hitam, Sungai Lumpur, dan Sungai Jeruju. Danau Teluk Gelam
merupakan potensi sumber penampungan air, sarana olahraga air dan objek
wisata. Disamping itu juga terdapat lebak yang luas dan dalam yaitu
lebak teleko di Kecamatan Kota Kayuagung, lebak Danau Rasau di Kecamatan
Pedamaran, lebak Deling di Kecamatan Pangkalan Lampam, dan lebak Air
Itam di Kecamatan Pedamaran.
Objek Wisata
Danau Teluk Gelam
Danau Teluk Gelam menawarkan pesona alam yang menawan. Danau yang
terletak di pinggir jalan lintas timur Sumatera sekitar 92 km di sebelah
tenggara kota Palembang itu airnya cukup tenang. Meski sedikit dipenuhi
rumput air, danaunya bisa digunakan untuk olah raga dayung dan jet ski.
Di lokasi danau ini, pengunjung bisa berolahraga air, mandi,
berenang, memancing, atau sekedar berkeliling. Angin yang berembus
semilir menciptakan gelombang-gelombang kecil di permukaan air danau
yang bening membuat suasana terasa tenang. Di tengah danau terdapat
daratan yang ditumbuhi ribuan pohon Gelam (Melaleuka leucadendron)
dengan daun-daunnya yang mungil berwarna hijau muda.
Danau ini terletak di Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).
Danau Teluk Gelam dapat dicapai melalui jalan lintas timur Sumatera.
Dari kota Palembang melalui jalan raya yang menuju ke arah Lampung
dengan menggunakan kendaraan pribadi atau carteran.
Untuk masuk ke objek wisata, setiap mobil dikenakan retribusi Rp
4.000,- dan sepeda motor Rp 2.000,-. Sedangkan untuk setiap pengunjung
dihitung per kepala dengan tarif Rp 2.000,- untuk orang dewasa dan Rp
1.500,- untuk anak-anak.
Bagi yang ingin hanya sekedar menonton, di tempat ini disediakan
tribun untuk penonton. Selain itu, di tempat ini terdapat hotel dan
pemandu wisata. Tidak jauh dari Danau Teluk Gelam, terdapat 34 rumah
panggung kayu bertipe 45 dan 70 yang dibangun dengan metode knock down
(bongkar pasang). Rumah-rumah ini disewakan sehingga bisa untuk menginap
atau beristirahat. Suasana rumah masih alami, sehingga pengunjung yang
menginap akan merasakan seperti tinggal di perkampungan.
Bagi pengunjung yang ingin menyewa jet-ski tarifnya Rp 300.000,- per jam, sedangkan speed boat Rp 150.000,- per jam.
Bukit Batu
(Bukit Batu dan Legenda Si Pahit Lidah) Bukit Batu atau Batu Gajah
merupakan situs budaya yang menjadi destinasi wisata sejarah di
Kabupaten OKI. Lokasi wisata di Desa Bukit Batu Kecamatan Pangkalan
Lampam ini menawarkan wisata sejarah yang memukau yaitu tentang sosok
manusia sakti yang melegenda bagi masyarakat Sumatera Selatan bernama
“Serunting Sakti atau Si Pahit lidah”. Menurut kepercayaan masyarakat
Sumatera Selatan, Si Pahit Lidah selalu meninggalkan kenangan yang
kemudian menjadi sebuah situs atau pembuktian bahwa dia pernah ada di
wilayah tersebut.
Sampai saat ini situs peninggalan Si Pahit Lidah ini tetap ada dan
asri di Desa Bukit Batu Kecamatan Pangkalan Lampam seperti batu lesung,
batu pengantin dan batu gajah. Situs ini kerap banyak sekali dikunjungi
oleh wisatawan dalam dan luar negeri. Masyarakat setempat menjaga dan
memelihara situs-situs ini dan tidak berani mengganggunya karena
dipercaya akan membawa malapetaka
Rumah Seratus Tiang
Rumah Seratus Tiang (Rumah dengan Seratus Tiang Penyangga) Berawal
dari Pangeran Rejed suku Rambang yang merantau ke Komering meminangkan
putranya seorang puteri dari suku Kayuagung. Dalam adat suku Kayuagung,
apabila ingin meminang seorang puterinya harus menempatkan putri pada
tempat yang layak. Orang tua Putri yaitu Pangeran Ismail meminta
Pangeran Rejed untuk membangunrumah besar yang dibangun dari kayu besi
(onglen) dengan tiangnya harus berjumlah seratus tiang dengan kayu
serumpun kayu onglen dengan ornamen yang harus semuanya diukir-ukir
timbul 3 dimensi maupun ukiran dalam bentuk lukisan. Oleh Pangeran Rejed
didatangkanlah arsitek dari Cina dan juga dari Arab untuk membangun
rumah tersebut. Konon pembangunan rumah ini tidak selesai dalam waktu
sepuluh tahun karena ahli atau arsiteknya tidak kuasa meneruskan dan
selalu berganti-ganti. Akhirnya pada tahun 1811 atau pada abad 18,
selesailah pembangunan rumah ini dengan seratus tiangnya dan ornamennya
meskipun tidak sesuai dengan harapan Pangeran Rejed. Oleh anak Pangeran
Rejed rumah tersebut dijadikan sebagai pusat kekuasaan pemerintahan
warga Bengkulah. Hingga saat ini, rumah seratus tiang tetap asri dan
sebagaimana adanya. Disebut seratus tiang karena rumah ini benar-benar
memiliki seratus tiang penyangga. Rumah bersejarah ini terletak di desa
Sugi Waras Kecamatan Teluk Gelam. Penghuni rumah tersebut merupakan
turunan ke-tujuh dari Pangeran Rejed. Konon ornamen rumah menurut
pengakuan penghuni, belum ada yang berubah kecuali genteng bagian atas
yang diganti karena bocor maupun patah. Renovasi yang dilakukan
diupayakan tidak mengubah keaslian bentuk semula rumah seratus tiang
ini.
Pulau Maspari
Pulau Maspari adalah sebuah pulau indah yang terletak di Desa Sungai
Lumpur Kecamatan Tulung Selapan. Perjalanan menuju Pulau Maspari apabila
ditempuh dari Kota Palembang dapat melalui 2 cara. Alternatif pertama
yakni menggunakan jalur air yg langsung dari perairan Sungai Musi,
tepatnya melalui BKB (Benteng Kuto Besak) atau dermaga dekat Jembatan
Musi naik kapal speed dengan motor tempel menelusuri Sungai Musi menuju
Upang dan jalur Laut Selat Bangka ke arah Timur Sumatera Selatan
langsung menuju Pulau Maspari dalam waktu lebih kurang 6 jam. Alternatif
berikutnya yakni melalui jalur darat menyusuri Sungai Lumpur, dari Kota
Palembang menuju Kecamatan Tulung Selapan-OKI lebih kurang 2 jam,
kemudian disambung dari Kecamatan Tulung Selapan-OKI dengan kapal speed
motor tempel langsung menuju Pulau Maspari dengan jarak tempuh lebih
kurang 4 jam perjalanan air.
Pulau ini menawarkan hamparan pasir putih yang memukau pemandangan
yang sangat indah, deburan ombak yang bersahabat, serta kejernihan
airnya yang menawan yang merupakan lokasi yang sangat cocok untuk
melakukan diving, snorkeling serta berbagai olahraga lainnya. Bagian
tereksostis pulau ini, yakni pantai pasir meliuk memanjang yang
menyerupaekor ikan pari, bahkan menurut masyarakat setempat bagian ekor
ini pada musim tertentu akan berubah-ubah liukannya mengikuti terpaan
angin, ombak dan arus yang membawa pasir ke arah tertentu dan membentuk
sebuah dataran menyerupai ekor ikan pari.
Di Pulau Maspari hidup flora dan fauna laut yang eksotis, di beberapa
lokasi terdapat tempat penyu meletakkan telurnya, terdapat ratusan
telur dalam lubang yang siap menetas yang dikenal dengan nama tukik dari
sejenis penyu sisik yang keberadaannya sangat dilindungi karena sudah
cukup langka di muka bumi ini. Konon dari 1.000 butir telur diperkirakan
hanya satu ekor saja yang mampu bertahan hingga dewasa, selebihnya
banyak mati sebelum mencapai dewasa. Belum lagi karena campur tangan
manusia tidak bertanggungjawab yang memburu telur-telur penyu ini bahkan
sebelum telur ini sempat menetas. Untuk satu ekor induk penyu sekali
bertelur lebih kurang sebanyak 250 butir, artinya kalau untuk 1.000
butir baru bisa didapat dari setidaknya 4 ekor induk.
Di atas bukit Pulau Maspari berdiri kokoh rambu suar yang berguna
untuk memandu kapal-kapal laut yang lewat melintasi Selat Bangka. Dari
arah daratan itulah muncul bunyi yang akan semakin bergema di saat musim
kemarau tiba. suara ini berasal dari dataran cukup luas yang
mengeluarkan suara “dung, dung, dung” dan terus bergema apalagi jika
diinjak sambil menghentakkan kaki lebih keras, maka suaranyapun jadi
terdengar lebih keras. Kondisi geografis yang berada sangat jauh dari
pemukiman ini membuat Pulau Maspari sangat susah dijangkau oleh sebab
itu, Pemerintah Kabupaten OKI terus berupaya mengoptimalkan potensi
Surga yang belum terungkap ini.
Wisata Warisan Budaya Daerah
Midang
Kayuagung memiliki khasanah budaya yang kuat dan kental. Suku
Kayuagung yang mendiami wilayah Kota Kayuagung dan sekitarnya selalu
menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari berbagai
segi kehidupan seperti kelahiran bayi, pernikahan, sampai kematian
diatur dan dituntun oleh adat istiadat budaya setempat.
Midang (tradisi arak-arakan yang diiringi musik tradisional seperti
tanjidor) merupakan agenda nasional dalam kunjungan wisata lokal maupun
mancanegara yang dimiliki Kabupaten OKI khususnya. Tradisi yang telah
ada pada abad 17 yang lalu ini berawal dari adanya persyaratan keluarga
perempuan dalam menikahkan putra-putri mereka. Sang putri merupakan
keluarga dari keturunan orang terpandang pada waktu itu.
Sementara calon pengantin laki-laki berasal dari keluarga miskin yang
berkepribadian luhur. Persyaratan itu diantaranya pihak calon laki-laki
harus menyediakan semacam kereta hias yang dibentuk menyerupai naga
yang disebut dengan juli (karena nama pengantin perempuan bernama
Juliah). Kereta ini dipergunakan untuk untuk membawa kedua orang tua
calon pengantin laki-laki yang bertandang ke rumah pengantin perempuan
setelah ijab Kabul; pengantin laki-laki dan perempuan diapit oleh kedua
orang tuanya diarak keliling kampung. Berkat keluhuran budi keluarga
mempelai laki-laki, semua permintaan keluarga mempelai perempuan ini
dapat dipenuhi. Inilah asal muasal budaya Midang yang masih dilestarikan
sampai saat ini.
Midang dalam perkembangannya sesuai dengan fungsi dan hakekatnya
dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (1) Midang Begorok yakni
arak-arakan yang menjadi bagian prosesi pernikahan yang bersifat
besar-besaran, termasuk juga sunatan, atau pun persedekahan lainnya; (2)
Midang Bebuke (Midang Lebaran Idul Fitri) yang disebut demikian karena
dilakukan untuk memeriahkan hari Raya Idul Fitri tepatnya pada hari
ketiga dan keempat Hari Raya idul Fitri. Midang Bebuke ini disebut juga
Midang Morge Siwe (Sembilan Marga) karena diikuti oleh seluruh marga
yang ada di wilayah karesidenan. Pemerintah Daerah Kabupaten OKI
menyikapi tradisi midang sebagai warisan tradisi budaya leluhur yang
sangat mahal nilai karakteristiknya. Tradisi ini merupakan aset budaya
yang sangat diperhatikan disamping tradisi lainnya di Kabupaten OKI.
Kondisi midang sampai saat ini masih sangat lestari bahkan berkembang
menjadi wisata budaya Primadona di OKI. Midang telah menjadi nilai
tradisi budaya unik di negeri pertiwi. Saat ini midang sudah dijadikan
suatu kelengkapan karnafal Budaya di OKI yang dilaksanakan setiap
tahunnya
Mulah
Malam mulah adalah malam menjelang akan dilaksanakan prosesi akad
nikah pada esok harinya. Secara adat di era 80- an bahwa Malam Mulah itu
adalah malam bagi pihak Keluarga dan Tetangga untuk bermasak-masak guna
persiapan Hari persedekahan. Sedangkan pihak mudamudinya mengadakan
malam tetabuhan semacam Malam Gembira. Pada saat itu pasangan Calon
penganten berada di antara muda-mudi yang hadir, Baik muda-mudi yang
datang dari kampung /dusunnya sendiri maupun dari luar dusun. Secara
adat tempo dulu, pasangan Calon Penganten berkali-Kali
naik-turun/keluarmasuk Rumah untuk berganti-ganti pakaian sebanyak 12
Kali. Pakaian yang digunakan Calon Mempelai Perempuan disebut “Pesakin”,
yang dipakai Calon Penganten Laki-laki adalah satu stel dengan kain
Calon Penganten Perempuannya. Perempuan memakai kebaya panjang,
sedangkan laki-laki memakai stelan jas, peci dan memakai handuk. Namun
karena adanya pergeseran nilai, Calon Mempelai Laki-laki terkadang hanya
melakukan ganti pakaian sebanyak 5 atau 3 Kali Saja.
Kunganyan
Adalah bagian dari prosesi Pernikahan dalam Masyarakat suku
Kayuagung. Kungayan adalah sekelompok bapakbapak dari pihak Calon
Mempelai Perempuan yang kesemuanya adalah Keluarga dan Tetangga Calon
penganten Perempuan, yang diundang oleh pihak Keluarga Calon mempelai
laki-laki untuk menyaksikan jalannya ijab qobul. Rombongan mereka
disebut rombongan Suami “ungaian” kegiatannya disebut Kungayan.
Tarian Daerah
Tari Penguton Dari sejarahnya, tarian ini lahir pada tahun
1889 dan pada tahun 1920, oleh keluarga Pangeran Bakri, tarian ini
disempurnakan untuk penyambutan kedatangan Gubernur Jendral Belanda.
Sejak itu tarian ini dijadikan sebagai tari sekapur sirih Kayuagung.
Tarian ini ditarikan oleh Sembilan orang gadiscantik yang dipilih dari
Sembilan Marga yang ada di Kayuagung menggunakan iringan musik perkusi
seperti Gamelan, gong, gendang yang sebagian instrumen tersebut
merupakan hadiah dari Kerajaan Majapahit pada abad ke 15 dibawa oleh
utusan Patih Gajah Mada. Konon alat-alat ini masih ada dan digunakan
pada saat menyambut kedangan Presiden Soekarno saat pertama kali
berkunjung ke Bumi Bende Seguguk pada tahun 1959. Pada tahun 1992 tari
ini dibakukan sebagai tari sekapur sirih Kabupaten OKI.
Tari Gopung Tari Gopung Tari Gopung merupakan tari-tarian yang
digunakan untuk penobatan rajaraja. Tarian ini lahir pada tahun 1778 di
suku Bengkulah Komering. Fungsi tarian ini sampai sekarang masih eksis
digunakan sebagai tari penobatan pangkat dan penyambutan tamu pemerintah
di Kecamatan Tanjung Lubuk.
Pakaian Adat
Nama-Nama Kain Adat Dan Baju Adat Di Kayuagung
- Angkinan: Baju pengantin/baju kebesaran adat Kayuagung
- Kebaya Kurung Panjang: ciri yang memakai sudah bersuami
- Kebaya Kurung Pendek/bunting: cirri yang memakai masih perawan
- Kebaya Tapuk: Ciri yang memakai sudah bersuami
- Kebaya Tojang: untuk undangan kehormatan/misal si ibu pengantin lakilaki diundang menghadiri hidangan atau kedulangan atau untuk menghadiri pernikahan
- Balah Buluh: Pakaian laki-laki yang dilengkapi dengan Kepudang atau kopiah (kain berada di luar baju)
- Teluk Belango: sejenis baju untuk kaum laki-laki untuk kepentingan adat dengan memakai peci dan kain dibalik baju
- Sarung Pelikat:bentuk kain untuk lakilaki yang terbuat dari jerat jerami yang bermotif kotak-kotak besar ataupun kecil
- Sarung bugis: untuk laki-laki
- Kain Putungan (kain panjang) untuk pasangan kebaya pendek maupun kurung maupun kebaya biasa
- Sarung Sungkitan (songket): pasangan Angkinan juga bisa untuk kebaya biasa
Untuk kaum wanita, nama-nama pakaian adatnya adalah: Beribit, Pelangi
dan Jupri. Sedangkan motif yang utama adalah: Motif bunga biduk, Motif
bunga oteh, Motif bunga Payi, Motif bunga Inton, Motif bunga Kipas,
Motif Kemplang, Motif Jelujur, dan Motif bunga Kecubung.
Demografi
Dari segi demografi penduduk OKI Pada hasil sensus penduduk tahun
2010 adalah 727.376 Jiwa yang terdiri atas 373.006 Jiwa Laki-laki, dan
354.370 Jiwa Perempuan, memiliki pertumbuhan penduduk setiap tahunnya
sekitar 2,01 persen per tahun, dan tingkat kepadatan sekitar 69 jiwa per
km².
Iklim
[sembunyikan]Data iklim Kayu Agung | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29 (85) |
30 (86) |
31 (87) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (87) |
30 (86) |
31 (87) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (76) |
25 (77) |
24 (76) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
Presipitasi mm (inci) | 238 (9.37) |
256 (10.08) |
280 (11.02) |
273 (10.75) |
190 (7.48) |
115 (4.53) |
104 (4.09) |
90 (3.54) |
110 (4.33) |
200 (7.87) |
260 (10.24) |
330 (12.99) |
2.500 (0.09843) |
[butuh rujukan] |
Iklim di Kayu Agung, Ibu Kota Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong
dalam Tropik Basah dengan curah hujan rerata tahunan > 2.500 mm/tahun
dan jumlah hari hujan dan hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun.
Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai Oktober setiap
tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November
sampai bulan April. Penyimpangan musim biasanya terjadi sekali dalam
lima tahun, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim
penghujan, dengan rata – rata curah hujan lebih kurang 1.000 mm/tahun
dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun.
Kondisi Hidrologi
Berdasarkan daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah OKI dapat dibedakan
menjadi tiga sistem yaitu DAS Musi yang meliputi sub DAS Komering dan
arah aliran ke Sungai Musi, DAS Bulurarinding yang meliputi Sub DAS
Sugihan dengan sungai utama Sugihan, Batang dengan sungai utama Sungai
Batang, Riding dengan sungai utama Sungai Batang, Lebong Hitam dengan
sungai utama Sungai Lebong Hitam, Lumpur dengan sungai utama Sungai
Lumpur, Jeruju dengan sungai utama Sungai Jeruju. Arah aliran ke Selat
Bangka dan Laut Jawa, dan DAS Mesuji yang meliputi Sub DAS Mesuji Hulu,
Padang Mas Hitam dan Mesuji dengan sungai utama Sungai Mesuji. Sub DAS
Komering mencakup wilayah Kecamatan Mesuji Makmur bagian barat,
Lempuing, Tanjung Lubuk, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Kota Kayuagung,
Pampangan bagian utara, SP Padang, dan Kecamatan Jejawi. Sungai –sungai
yang membentuk Sub DAS Sugihan dan Sub DAS Batang mengaliri wilayah
Kecamatan Air Sugihan; sedangkan Sub DAS Riding dan Sub DAS Lebong Hitam
meliputi wilayah Kecamatam Tulung Selapan dan Sub DAS Jeruju berkembang
di wilayah Kecamatan Cengal dan sebagian di Kecamatan Sungai Menang.
Disamping sistem sungai, di wilayah OKI banyak terdapat danau, di antara
yang cukup besar adalah Danau Deling di Kecamatan Pangkalan Lampam,
Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, Danau Teluk Gelam yang saat ini
sudah dikembangkan menjadi salah obyek tujuan wisata di Kabupaten OKI
dan Teloko di Kota kayuagung. Disamping sungai dan danau, dalam sistem
hidrologi di Kabupaten OKI terdapat lebak, yang kuantitas airnya sangat
tergantung dengan musim. Pada masa musim kemarau airnya kering, dan saat
musim hujan terendam air. Di dalam sistem lebak ini terdapat bagian
yang dalam dan tidak pernah kering airnya, yang di masyarakat Kabupaten
OKI dikenal dengan istilah Lebak Lebung. Biasanya kawasan lebak lebung
ini memiliki sumberdaya ikan yang besar dan potensial untuk dikembangkan
untuk kawasan budidaya perikanan air tawar
Pendidikan
Pendidikan formal | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA negeri dan swasta | MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tinggi |
---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 179 | 136 | 87 | 63 | 20 | 2 |
Tanah
Jenis tanah di wilayah OKI meliputi beberapa jenis mulai dari glei
humus dan organosol, latosol, litosol, podsolik, alluvial hidromorf,
sampai hidromorf. Sedangkan jenis tanah yang paling dominan agihannya
adalah glei humus dan organosol yang berasosiasi dengan air. Litosol dan
podsolik. Tanah glei humus dan organosol (+ air) tersebar luas terutama
di wilayah Kecamatan Air Sugihan dan Tulung Selapan. Jenis tanah ini
merupakan endapan rawa. Untuk jenis latosol dijumpai di kecamatan
Pampangan dan Pedamaran. Di daerah ini Latosol berwarna coklat
kemerahan. Seri tanah Podsolik dan hidromorf dapat di jumpai agihannya
di Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur dan Mesuji Raya. Secara umum jenis
tanah memperlihatkan warna coklat.
Jenis tanah yang lain dan tergolong cukup luas agihannya adalah
Podsolik berwarna kuning yang dijumpai di kecamatan Sungai Menang.
Podsolik berwarna kuning dan hidromorf terdapat di wilayah Kecamatan
Lempuing dan Lempuing Jaya, Sedangkan Podsolik berwarna coklat
kekuningan di jumpai di kecamatan Cengal. Selain Podsolik di kecamatan
Cengal terdapat jenis tanah Latosol berwarna Coklat dan Litosol. Untuk
seri tanah Latosol yang berwarna merah kekuningan agihannya tidak begitu
luas dan terutama tersebar di Kecamatan Pangkalan Lampam. Jenis tanah
yang agihannya tidak terlalu luas namun lebih beragam pada umumnya
dijumpai di kawasan barat Kabupaten OKI. Di Kecamatan SP Padang dan
Jejawi dapat ditemukan jenis tanah litosol dan latosol coklat, serta
glei humus dan organosol. Kecamatan Teluk Gelam dan Kayuagung di
dominasi oleh glei humus dan organosol, sedangkan Kecamatan Tanjung
Lubuk memiliki jenis tanah Alluvial Hidromorf dan Hidromorf Kelabu.
Layanan Perbankan
Di Kayu Agung, ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir terdapat beberapa jenis Bank, yakni :
- Bank Sumsel Babel
- Bank Negara Indonesia (BNI)
- Bank Mega
- Bank Mandiri Syariah
- Bank Perkreditan Rakyat Sumsel (BPR Sumsel)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Hotel
Sebagai salah satu wilayah dengan destinasi wisata andalan, Kabupaten
OKI memilik fasilitas penginapan, antara lain di Kecamatan Lempuing
(Hotel Romli dan Ratu Pangkat; Penginapan Lestari dan Musi); Teluk Gelam
(Hotel Kembar, Parai Lake, Resort, dan SPA Teluk Gelam yang berbintang
3); Kayuagung (Hotel Dinesti berbintang 3, Cipta, Gatra Pratama, Pajri,
Gatra Pratama II, Ciknah, Wisata dan Risky); Tulung Selapan (Hotel
Waras; Penginapan Deny Cipta, Mitra Usaha,
Losmen Handayani Lestari); Pampangan (Penginapan Fikri). Demikian
juga dengan restoran yang banyak bertebaran dengan berbagai jenis menu
makanan baik daerah, nasional, maupun internasional yang tersebar di 18
Kecamatan.
Topografi Daerah
Topografi Kabupaten OKI secara umum merupakan datatran rendah dengan
ketinggian rata-rata 10 mdpal. Lokasi tertinggi berada di daerah Bukit
Gajah kecamatan Tulung Selapan, dengan titik ketinggian sekitar 14
mdpal, sedangkan daerah terendah terletak di kawasan timur yang
termasyuk di wilayah Kecamatan Tulung Selapan juga, dengan rata-rata
ketinggian sekitar 6 mdpal.Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah
Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar
sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah dengan
topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 –
15 %. Sebagian besar daerah OKI merupakan daerah datar sampai landai,
sedangkan daerah yang bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di
wilayah Kecamatan Mesuji. Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.
Pemekaran Daerah
Kabupaten Pantai Timur
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
Ibukota kabupaten ini adalah Tulung Selapan.[3]
Pranala Luar
- (Indonesia) Website Resmi Dinas Pariwisata Daerah
- (Indonesia) Profil Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kompas, 6 Februari 2005
- (Indonesia) Profil Di Majalah Tempo Interaktif
|
|
- ^ Perpres No. 10 Tahun 2013. 4 Februari 2013. Diakses pada Februari 2013.
- ^ Penduduk Kabupaten OKI Menurut Kecamatan Tahun 2012 - BPS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar