BIRO PEMERINTAHAN DAN OTONOMI DAERAH SETDA PROVINSI SUMATERA SELATAN
BEKERJA KERAS MENUJU SUMATERA SELATAN MAJU UNTUK SEMUA BERSAMA BIRO PEMERINTAHAN DAN OTONOMI DAERAH SETDA PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019-2023
BIRO PEMERINTAHAN DAN OTONOMI DAERAH
ALAMAT BIRO PEMERINTAHAN
BIRO OTONOMI DAN KERJASAMA SETDA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Selasa, 05 November 2024
Rabu, 10 April 2019
Selasa, 09 April 2019
Minggu, 07 April 2019
FROFIL GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Berawal wiraswasta, Herman Deru menjadi PNS. Mengundurkan diri dari
pegawai pemerintah, ia terjun ke dunia politik. Terpilih sebagai bupati
hingga gubernur.
Herman Deru, seorang Putera Daerah keturunan suku Komering merupakan mantan Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur yang telah menjabat selama dua periode sejak 2005. Pada Pilkada 2018, dirinya diusung sebagai calon wakil gubernur Sumatera Selatan berpasangan dengan Mawadi Yahya.
Pria kelahiran Belitang, 17 November 1967 ini menempuh seluruh pendidikannya di Sumatera Selatan. Setelah lulus dari SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang pada 1979, Herman melanjutkan sekolahnya ke SMP Negeri Belitang dan SMA Negeri 3 Palembang. Selanjutnya ia mengambil S1 Hukum di Shakyakirti Palembang dan lulus pada tahun 1995.
Suami dari Febrita Lustia ini mengawali kariernya sebagai seorang wirausaha. Lalu, pada tahun 1987 dirinya diangkat sebagai PNS pada Dinas Pendapatan Daerah Pemeritah Provinsi Sumatera Selatan. Setelah mengabdi kurang lebih 11 tahun, pada tahun 1998 Herman menanggalkan jabatannya sebagai PNS.
Ayah empat anak ini kemudian kembali fokus mengembangkan bisnisnya. Di samping itu, Herman juga didapuk sebagai Bendahara Yayasan Trisna Negara OKU Timur sejak 1996 hingga kini.
Herman juga aktif dalam berorganisasi. Ia pernah menjabat posisi strategis di berbagai organisasi. Beberapa di antaranya yaitu Dewan Pertimbangan Organisasi GM Kosgoro Palembang, Komisi Ekonomi DPD KNPI Provinsi Sumatera Selatan.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Penyantun STIE Trisna Negara, Belitang, Ketua Bidang Koperasi BPC GAPENSI Kodya Palembang, Dewan Penasehat Taekwondo Indonesia Cabang Palembang, dan Dewan Penasehat Koperasi Trisna Negara Sejahtera OKUT.
Pada tahun 2005, putra keenam dari 14 bersaudara ini terpilih sebagai Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur. Selain itu, ia juga sempat mengambil program magister Manajemen STIE TRISNA NEGARA Belitang dan lulus tahun 2008.
Selama menjadi Bupati, Herman dikenal bijaksana. Ia juga berhasil melakukan pembangunan di OKU Timur. Menurutnya, membangun tidak boleh di satu titik saja, semuanya harus merata.
Pada masa kepemimpinannya, isyu korupsi pun jauh dari dirinya. Kepercaan warga terbukti dengan kembalinya terpilih Herman Deru untuk menjabat sebagai Bupati lagi di periode 2010-2015.
Pada Pilkada 2018, Herman Deru berpasangan dengan Mawadi Yahya maju sebagai salah satu pasangan cagub dan cawagub Sumatera Selatan. Mereka didukung oleh 3 partai yaitu PAN dengan 6 kursi, Nasdem berjumlah 5 kursi, dan Hanura sebanyak 5 kursi di DPRD Sumatera Selatan.
Herman Deru-Mawadi Yahya memperoleh posisi puncak versi quick count. Berdasarkan data dari LSI, Herman Deru-Mawadi Yahya memperoleh 35,54 persen suara, Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda 32.10 persen suara, Ishak Mekki-Yudha Pratomo Mahyudin 21.01 persen suara, dan Saifuddin Aswari Rivai-Muhammad Irwansyah 11.35 persen suara. (AC/DN) (Foto/hermanderu.com)
KELUARGA
Istri : Febrita Lustia
Anak : Percha Leanpuri
???? Samantha Tivani
???? Leony Marezza Putri
???? Ratu Tenny Leriva
PENDIDIKAN
SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang (1979)
SMP Negeri 1 Belitang (1982)
SMA Negeri 3 Palembang (1985)
Fakultas Hukum Universitas Shakyakirti Palembang (1995)
Magister Manajemen STIE TRISNA NEGARA Belitang (2008)
KARIER
Wiraswasta (1985-1987)
Pegawai Negeri Sipil Pemda Tk.I Sumatera Selatan pada Dinas Pendapatan Daerah Tk.I Sumatera Selatan (1987-1998)
Bendahara Yayasan Trisna Negara OKU Timur (1996-Sekarang)
Wiraswasta (1998-Sekarang)
Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur (2005-2015)
ORGANISASI
Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 1 Belitang
Dewan Pertimbangan Organisasi GM Kosgoro Tk.II Palembang (1995)
Dewan Penyantun Yayasan Masjid Istiqlal Sidomulyo Belitang tahun (1996)
Wakil Bendahara Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Palembang (1997)
Komisi Ekonomi DPD KNPI Tk.I Sumatera Selatan (1997)
Dewan Penyantun STIE Trisna Negara, Belitang (1997)
Dewan Penyantun Yayasan Pendidikan Belitang (1997)
Pembina Lingkar Studi Mahasiswa Sumatera Selatan (1998)
Ketua Bidang Koperasi BPC GAPENSI Kodya Palembang
Pembina Remaja Mesjid Nurul Huda Palembang (1998)
Dewan Penasehat Taekwondo Indonesia Cabang Palembang (1999)
Dewan Penasehat PALATRA (Pecinta Alam Trisna Negara) OKUT
Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pembangunan SDM Palembang (1999-Sekarang)
Dewan Penasehat Koperasi Trisna Negara Sejahtera OKUT (1999-Sekarang)
Ketua Badan Futsal Propinsi Sumatera Selatan periode (2009-2013)
Ketua Forum Daerah Penghasil Pangan periode (2010-2014)
Ketua Pengda Lemkari periode (2010-2015)
PENGHARGAAN
Mendapat Gelar Kanjeng Raden Harya (KRH) oleh Sri Susuhunan PB XIII Sinuhun Tedjowulan (2011)
Manggala Karya Kencana (2007)
Satya Lencana Pembangunan (2007)
Satya Lencana Wira karya (2009)
Herman Deru, seorang Putera Daerah keturunan suku Komering merupakan mantan Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur yang telah menjabat selama dua periode sejak 2005. Pada Pilkada 2018, dirinya diusung sebagai calon wakil gubernur Sumatera Selatan berpasangan dengan Mawadi Yahya.
Pria kelahiran Belitang, 17 November 1967 ini menempuh seluruh pendidikannya di Sumatera Selatan. Setelah lulus dari SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang pada 1979, Herman melanjutkan sekolahnya ke SMP Negeri Belitang dan SMA Negeri 3 Palembang. Selanjutnya ia mengambil S1 Hukum di Shakyakirti Palembang dan lulus pada tahun 1995.
Suami dari Febrita Lustia ini mengawali kariernya sebagai seorang wirausaha. Lalu, pada tahun 1987 dirinya diangkat sebagai PNS pada Dinas Pendapatan Daerah Pemeritah Provinsi Sumatera Selatan. Setelah mengabdi kurang lebih 11 tahun, pada tahun 1998 Herman menanggalkan jabatannya sebagai PNS.
Ayah empat anak ini kemudian kembali fokus mengembangkan bisnisnya. Di samping itu, Herman juga didapuk sebagai Bendahara Yayasan Trisna Negara OKU Timur sejak 1996 hingga kini.
Herman juga aktif dalam berorganisasi. Ia pernah menjabat posisi strategis di berbagai organisasi. Beberapa di antaranya yaitu Dewan Pertimbangan Organisasi GM Kosgoro Palembang, Komisi Ekonomi DPD KNPI Provinsi Sumatera Selatan.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Penyantun STIE Trisna Negara, Belitang, Ketua Bidang Koperasi BPC GAPENSI Kodya Palembang, Dewan Penasehat Taekwondo Indonesia Cabang Palembang, dan Dewan Penasehat Koperasi Trisna Negara Sejahtera OKUT.
Pada tahun 2005, putra keenam dari 14 bersaudara ini terpilih sebagai Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur. Selain itu, ia juga sempat mengambil program magister Manajemen STIE TRISNA NEGARA Belitang dan lulus tahun 2008.
Selama menjadi Bupati, Herman dikenal bijaksana. Ia juga berhasil melakukan pembangunan di OKU Timur. Menurutnya, membangun tidak boleh di satu titik saja, semuanya harus merata.
Pada masa kepemimpinannya, isyu korupsi pun jauh dari dirinya. Kepercaan warga terbukti dengan kembalinya terpilih Herman Deru untuk menjabat sebagai Bupati lagi di periode 2010-2015.
Pada Pilkada 2018, Herman Deru berpasangan dengan Mawadi Yahya maju sebagai salah satu pasangan cagub dan cawagub Sumatera Selatan. Mereka didukung oleh 3 partai yaitu PAN dengan 6 kursi, Nasdem berjumlah 5 kursi, dan Hanura sebanyak 5 kursi di DPRD Sumatera Selatan.
Herman Deru-Mawadi Yahya memperoleh posisi puncak versi quick count. Berdasarkan data dari LSI, Herman Deru-Mawadi Yahya memperoleh 35,54 persen suara, Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda 32.10 persen suara, Ishak Mekki-Yudha Pratomo Mahyudin 21.01 persen suara, dan Saifuddin Aswari Rivai-Muhammad Irwansyah 11.35 persen suara. (AC/DN) (Foto/hermanderu.com)
KELUARGA
Istri : Febrita Lustia
Anak : Percha Leanpuri
???? Samantha Tivani
???? Leony Marezza Putri
???? Ratu Tenny Leriva
PENDIDIKAN
SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang (1979)
SMP Negeri 1 Belitang (1982)
SMA Negeri 3 Palembang (1985)
Fakultas Hukum Universitas Shakyakirti Palembang (1995)
Magister Manajemen STIE TRISNA NEGARA Belitang (2008)
KARIER
Wiraswasta (1985-1987)
Pegawai Negeri Sipil Pemda Tk.I Sumatera Selatan pada Dinas Pendapatan Daerah Tk.I Sumatera Selatan (1987-1998)
Bendahara Yayasan Trisna Negara OKU Timur (1996-Sekarang)
Wiraswasta (1998-Sekarang)
Bupati Ogan Komering Ulu (Oku) Timur (2005-2015)
ORGANISASI
Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 1 Belitang
Dewan Pertimbangan Organisasi GM Kosgoro Tk.II Palembang (1995)
Dewan Penyantun Yayasan Masjid Istiqlal Sidomulyo Belitang tahun (1996)
Wakil Bendahara Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Palembang (1997)
Komisi Ekonomi DPD KNPI Tk.I Sumatera Selatan (1997)
Dewan Penyantun STIE Trisna Negara, Belitang (1997)
Dewan Penyantun Yayasan Pendidikan Belitang (1997)
Pembina Lingkar Studi Mahasiswa Sumatera Selatan (1998)
Ketua Bidang Koperasi BPC GAPENSI Kodya Palembang
Pembina Remaja Mesjid Nurul Huda Palembang (1998)
Dewan Penasehat Taekwondo Indonesia Cabang Palembang (1999)
Dewan Penasehat PALATRA (Pecinta Alam Trisna Negara) OKUT
Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pembangunan SDM Palembang (1999-Sekarang)
Dewan Penasehat Koperasi Trisna Negara Sejahtera OKUT (1999-Sekarang)
Ketua Badan Futsal Propinsi Sumatera Selatan periode (2009-2013)
Ketua Forum Daerah Penghasil Pangan periode (2010-2014)
Ketua Pengda Lemkari periode (2010-2015)
PENGHARGAAN
Mendapat Gelar Kanjeng Raden Harya (KRH) oleh Sri Susuhunan PB XIII Sinuhun Tedjowulan (2011)
Manggala Karya Kencana (2007)
Satya Lencana Pembangunan (2007)
Satya Lencana Wira karya (2009)
Rabu, 05 April 2017
LRT
Pemerintah pusat dan daerah tengah berlomba-lomba membangun
infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya
proyek kereta api ringan (Light Rail Trans/LRT) di Jabodetabek dan
Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata mengatakan, proyek LRT di Palembang untuk kebutuhan ASIAN Games ke-18 diperkirakan akan pertama kali beroperasi di Indonesia, mendahului dua proyek LRT lainnya, LRT Jabodetabek dan LRT dalam kota Jakarta.
"Pembangunan LRT Sumsel merupakan kereta ringan pertama yang bakal
beroperasi di Indonesia," kata Djoko dalam keterangan resminya yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Minggu (5/2/2017).
Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata mengatakan, proyek LRT di Palembang untuk kebutuhan ASIAN Games ke-18 diperkirakan akan pertama kali beroperasi di Indonesia, mendahului dua proyek LRT lainnya, LRT Jabodetabek dan LRT dalam kota Jakarta.
"Pembangunan LRT Sumsel merupakan kereta ringan pertama yang bakal
beroperasi di Indonesia," kata Djoko dalam keterangan resminya yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Minggu (5/2/2017).
Baca Juga
Dia mengatakan, pekerjaan konstruksi LRT Palembang diharapkan tuntas
pada Juni 2018. Dengan begitu, kereta api ringan yang menghubungkan rute
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II-Kompleks
Olahraga Jakabaring ini siap beroperasi menghadapi pesta olahraga
terbesar se-Asia 2018.
"Kemudian disusul LRT Jakarta (dalam kota) yang akan selesai pada 2018 untuk ASIAN Games, dan LRT Jabodetabek yang ditargetkan beroperasi di 2019," dia menjelaskan.
Sebagaimana diketahui, LRT dalam kota Jakarta untuk mendukung ASIAN Games 2018 dibangun dari ruas Velodrome Rawamangun-Kelapa Gading, sepanjang 6 Km. Sementara LRT Jabodetabek membentang sepanjang 14,5 Km rute Cawang-Cibubur.
Djoko menyoroti kemajuan pembangunan LRT Sumsel yang cukup agresif. Proyek yang digarap PT Waskita Karya Tbk itu dibangun sejak Oktober 2015. Progres konstruksi saat ini mencapai 30 persen meskipun pembangunannya mengganggu lalu lintas harian.
Terlebih saat pekerjaan pondasi. Beberapa pekerjaan pondasi dilaksanakan malam hari agar mengurangi gangguan lalu lintas kendaraan. Sebab, jalur LRT ini dibangun di atas jalan eksisting yang cukup padat lalu lintasnya.
"LRT Palembang cukup unik. Nantinya akan melayani penumpang bandara dan penumpang perkotaan. LRT ini merupakan transportasi wilayah aglomerasi karena melayani warga Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin," jelas Djoko.
Proyek ini dibangun sepanjang 23,4 kilometer (Km) dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang hingga kawasan Ogan Permata Indah, Kabupaten Banyuasin. Melintas di atas Sungai Musi, ada bentangan jembatan sepanjang 445 meter bersisian dengan Jembatan Ampera.
Sepanjang jalur terdapat 13 stasiun dan satu depo berkapasitas 14 train set. Tipe proyek adalah design and built melalui penugasan kepada kontraktor pelaksana Waskita Karya, dengan dasar hukum Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 dan Perpres. Nomor 55 Tahun 2016.
Djoko menjelaskan, lebar jalan rel (gauge) 1.067 mm dengan axle load 12
ton. Kecepatan direncanakan 100 km per jam. Kecepatan maksimum 85 km
per jam. Konstruksi jalur berupa elevated (slab track). Persinyalan adalah fixed block dengan cap signal (ETCS Level 1). Sistem electrical dengan third rail system 750 VDC.
Setelah dibangun, selanjutnya pengoperasian sarana akan diselenggarakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berdasarkan Perpres Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres Nomor 55 Tahun 2016. Mulai pengadaan, pengusahaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana.
Setiap train set terdiri tiga cars (kereta) dengan kapasitas maksimum 445 orang. Lama berhenti di stasiun satu menit kecuali di stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin dan stasiun OPI selama 10 menit.
"Kemudian disusul LRT Jakarta (dalam kota) yang akan selesai pada 2018 untuk ASIAN Games, dan LRT Jabodetabek yang ditargetkan beroperasi di 2019," dia menjelaskan.
Sebagaimana diketahui, LRT dalam kota Jakarta untuk mendukung ASIAN Games 2018 dibangun dari ruas Velodrome Rawamangun-Kelapa Gading, sepanjang 6 Km. Sementara LRT Jabodetabek membentang sepanjang 14,5 Km rute Cawang-Cibubur.
Djoko menyoroti kemajuan pembangunan LRT Sumsel yang cukup agresif. Proyek yang digarap PT Waskita Karya Tbk itu dibangun sejak Oktober 2015. Progres konstruksi saat ini mencapai 30 persen meskipun pembangunannya mengganggu lalu lintas harian.
Terlebih saat pekerjaan pondasi. Beberapa pekerjaan pondasi dilaksanakan malam hari agar mengurangi gangguan lalu lintas kendaraan. Sebab, jalur LRT ini dibangun di atas jalan eksisting yang cukup padat lalu lintasnya.
"LRT Palembang cukup unik. Nantinya akan melayani penumpang bandara dan penumpang perkotaan. LRT ini merupakan transportasi wilayah aglomerasi karena melayani warga Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin," jelas Djoko.
Proyek ini dibangun sepanjang 23,4 kilometer (Km) dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang hingga kawasan Ogan Permata Indah, Kabupaten Banyuasin. Melintas di atas Sungai Musi, ada bentangan jembatan sepanjang 445 meter bersisian dengan Jembatan Ampera.
Sepanjang jalur terdapat 13 stasiun dan satu depo berkapasitas 14 train set. Tipe proyek adalah design and built melalui penugasan kepada kontraktor pelaksana Waskita Karya, dengan dasar hukum Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 dan Perpres. Nomor 55 Tahun 2016.
Djoko menjelaskan, lebar jalan rel (gauge) 1.067 mm dengan axle load 12
ton. Kecepatan direncanakan 100 km per jam. Kecepatan maksimum 85 km
per jam. Konstruksi jalur berupa elevated (slab track). Persinyalan adalah fixed block dengan cap signal (ETCS Level 1). Sistem electrical dengan third rail system 750 VDC.
Setelah dibangun, selanjutnya pengoperasian sarana akan diselenggarakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berdasarkan Perpres Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres Nomor 55 Tahun 2016. Mulai pengadaan, pengusahaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana.
Setiap train set terdiri tiga cars (kereta) dengan kapasitas maksimum 445 orang. Lama berhenti di stasiun satu menit kecuali di stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin dan stasiun OPI selama 10 menit.
Pembuatan sarana dilakukan PT INKA di Madiun. Sarana yg disiapkan
sebanyak delapan train set yang dibagi enam train set untuk operasi dan
dua train set untuk perawatan dan cadangan.
"Biaya pembangunannya sebesar Rp 12 triliun. Memang cukup mahal karena
untuk setiap kilometer kisaran Rp 500 miliar. Bandingkan dengan membangun jalur rel di atas permukaan (at grade) sekitar Rp 30 miliar, tapi masih ada ongkos pembebasan lahan. Sedangkan jalan rel layang sedikit proses pembebasan lahan, hanya untuk depo yang butuh lahan khusus," Djoko menandaskan. (Fik/Nrm)
"Biaya pembangunannya sebesar Rp 12 triliun. Memang cukup mahal karena
untuk setiap kilometer kisaran Rp 500 miliar. Bandingkan dengan membangun jalur rel di atas permukaan (at grade) sekitar Rp 30 miliar, tapi masih ada ongkos pembebasan lahan. Sedangkan jalan rel layang sedikit proses pembebasan lahan, hanya untuk depo yang butuh lahan khusus," Djoko menandaskan. (Fik/Nrm)
Senin, 02 Mei 2016
Minggu, 10 April 2016
Prangko Seri Lambang Propinsi Tahun 2009
Setelah menerbitkan Prangko Seri Lambang Propinsi
seri pertama pada tahun 2008, PT Pos Indonesia (Persero) kembali
menerbitkan seri kedua pada tahun 2009. Sama seperti penerbitan tahun
sebelumnya, penerbitan kali ini juga dimaksudkan untuk menyambut Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-64. Pada penerbitan seri
kedua ini, kembali ditampilkan 11 Lambang Propinsi yang telah terpilih
secara acak. Ke-11 propinsi tersebut yaitu Banten, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sumatera Selatan.
- Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamis
- Bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
- Menara Mesjid Agung Banteng, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT
- Gapura Kaibon, melambangkan Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi
- Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan kapas berwarna putih berjumlah 8 tangkai, 4 kelopak berwarna coklat, dan 5 kuntum bunga melambangkan Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang dan pangan, serta 17-8-45 menunjukkan Proklamasi RI
- Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan dataran rendah serta pegunungan
- Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum
- Laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah maritim, kaya dengan potensi lautnya
- Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja pembangungan dan sektor industri
- Dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta
- Lampu bulatan kuning, melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita
- Pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan dak kesatuan masyarakat Banten
- Semboyan “Iman Taqwa” sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera
- Sedangkan makna dari warna yang digunakan : merah berarti keberanian; putih berarti suci, arif dan bijaksana; kuning berarti kemuliaan, kejayaan dan keluhuran; hitam berarti keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati; abu-abu berarti ketabahan; biru berarti kejernihan, kedamaian dan ketenangan
- Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran
- Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima dan bersinar lima melambangkan Pancasila dasar dan falsafah negara
- Tugu pahlawan, adalah lambang kepahlawanan rakyat Jawa Timur
- Gunung berapi, adalah lambang keteguhan tekad Jawa Timur menuju rakyat adil dan makmur
- Pintu gerbang candi dengan warna abu-abu, adalah lambang batas perjuangan masa lalu dengan masa kini yang semangat berjuangnya masih tetap ada
- Sawah dan ladang yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau, adalah lambang kemakmuran
- Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan. Jumlah bulir padi sebanyak 17 buah dan kapas sebanyak 8 buah melambangkan hari Proklamasi RI
- Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai untuk mengairi sawah dan sebagai sumber kemakmuran
- Roda dan rantai, melambangkan tekad yang tak kunjung padam serta rasa ikatan persahabatan
- Pita dengan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Propinsi Jawa Timur
- Tulisan “Jer Basuki Mawa Beya” menunjukkan motto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapain suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan
Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Tengah
berbentuk segi lima, warna dasar merah dan di tengah lambang berwarna
hijau, dengan moto “Isen Mulang” (pantang mundur).
- Segi lima, adalah lambang falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
- Warna merah, adalah lambang keberanian dan keperkasaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang memecah belah persatuan dan kesatuan
- Warna hijau, adalah lambang kesuburan bumi Tanbun Bungai dengan berbagai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
- Talawang (perisai), adalah lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap unsur-unsur yang merusak baik dari luar maupun dari dalam
- Belangan (guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan potensi kekayaan alam Kalimantang Tengah
- Tali tengang (tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan dan kekompakan yang tidak mudah dicerai-beraikan
- Kapas dan padi, adalah lambang bahan sandang pangan yang melambangkan kemakmuran
- Bintang segi lima, adalah lambang Pancasila sebagai Dasar Negara RI
- Kambang kapas (bunga kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (buah padi) 45 butir, adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
- Burung engggang, adalah lambang pertanda kemakmuran dan kedinamisan serta tekad rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta melestarikan lingkungan
- Mandau dan sipet (parang dan sumpit), adalah pasangan senjata yang dibuat oleh nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan menghadapi serangan musuh
- Garantung (gong), adalah lambang kesenian, kebudayaan, dan pandangan optimis
- Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Timur berbentuk perisai bersudut lima, adalah lambang alat pelindung dalam mencapai cita-cita Proklamasi
- Bintang bersudut lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar negara
- Tulisan Kalimantan Timur menunjukkan Propinsi Kalimantan Timur
- Telabang, mandau dan sumpitan, adalah lambang kesiapsiagaan dan kemampuan
- Lingkaran dengan untaian minyak dan damar adalah lambang kekayaan alam
- Lilitan rotan yang tak terputus-putus sebanyak 24 lilitan adalah lambang persatuan dan kesatuan serta saat terbentuknya Propinsi Kalimantan Timur tanggal 1 Januari 1957 (1+1+1+9+5+7)
- Jumlah delapan untaian minyak, 8 untaian damar, dan satu tetesan akhir adalah tanggal proklamasi kemerdekaan (8+8+1)
- Untaian minyak dan damar masing-masing 8 tetesan melambangkan bulan proklamasi kemerdekaan
- 4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah lambang tahun proklamasi kemerdekaan
- Tulisan “Ruhui Rahayu” di atas guci berarti cita-cita dan tujuan rakyat Kalimantan Timur dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur, aman, tentram yang dirihoi oleh Allah SWT
- Makna warna yang digunakan ; hijau berarti kemakmuran dan kesuburan, kuning emas berarti keluhuran dan keagungan, kuning berarti kejayaan, merah berarti keberanian, putih berarti kesucian, dan hitam berarti kesungguhan
Lambang Daerah Kepulauan Riau terdiri dari 6 bagian :
- Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Mata rantai berwarna hitam berjumlah 32 yang berlatar belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Propinsi Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Kepulauan Riau sebagai propinsi yang ke-32
- Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Kepulauan Riau
- Padi berwarna kuning berjumlah 24 butir dan Kapas berwarna hijau putih berjumlah 9 kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat, angka 24 dan 9 menunjukkan tanggal disyahkannya UU terbentuknya Propinsi Kepulauan Riau
- Sebilah kerisk berlekuk 7 berwarna kuning emas berhulu kepala burung Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan memperjuangkan Kepulauan Riau untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran
- Tepak siri berwarna merah melambangkan persahabatan
- Tulisan “Propinsi Kepulauan Riau” berwarna putih di atas dasar lambang daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah. Pita berwarna kuning bertuliskan “Berpancang Amanah Bersauh Marwah” berwarna hitam adalah motto daerah yang mengandung semangat dan tekad masyarakat Propinsi Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita luhurnya
- Perisai Bersegi Lima : kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan rumah tangga yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan Pancasila
- Pita bertuliskan “Sai Bumi Ruwai Jurai” : Sai Bumi – rumah tangga agung yang berbilik-bilik, Rua Jurai – dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung
- Aksara Lampung berbunyi : Lampung
- Daun dan Buah Lada : masing-masing berjumlah 17 dan 8 melambangkan Proklamasi Kemerdekaan. Biji lada berjumlah 64 melambangkan tahun 1964, tahun terbentuknya Propinsi Lampung. Lada merupakan produk utama penduduk asli Lampung.
- Setangkai Padi : berjumlah 45 bulir, menunjukkan tahun 1945, tahun kemerdekaan RI. Padi merupakan produk utama penduduk migrasi, sehingga terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara dua unsur golongan masyarakat
- Laduk : golok masyarakat serba guna
- Payam : tombak pusaka tradisional
- Gung : sebagai alat inti seni budaya, sebagai pemberitahuan karya besar dimulai, dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah
- Siger : mahkota perlambang keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat
- Payung : jari payung 17, bagian ruas tepi 8, garis batas ruas 19, dan rumbai payung 45, melambangkan hari Proklamasi RI
- Warna hijau berarti dataran tinggi yang subur untuk tanaman keras dan tanaman semusim, warna coklat berarti dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang, biru berarti kekayaan sungai dan lautan sumber perikanan, putih berarti kesucian dan keikhlasan hati, serta kuning (tua, emas dan muda) berarti keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita-cita masyarakat
- Lambang Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 2 warna dasar, yaitu warna merah dan kuning. Angka yang tertera di bawah padi dan kapas yaitu 1958, menandakan tahun berdirinya daerah ini menjadi sebuah propinsi
- Bintang : melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
- Komodo : melambangkan kekayaan alam khas NTT
- Padi dan Kapas : melambangkan kemakmuran
- Tombak : melambangkan keagungan dan kejayaan
- Pohon Beringin : melambangkan persatuan dan kesatuan
Lambang Daerah Propinsi Papua Barat memiliki unsur-unsur :
- Tulisan Papua Barat, menjelaskan nama Propinsi Papua Barat
- Bintang berwarna putih, bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan
- Pohon dan ikan, melambangkan sumber daya hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
- Menara kilang dengan semburan api berwarna merah, melambangkan kekayaan bahan tambang yang melimpah
- Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau, bermakna lokasi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua
- Bidang hijau yang diapit 3 bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 unsur yaitu pemerintah, masyarakat adat dan agama
- Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat
- Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 anak daun, dan pelepah bagian kiri terdiri dari 10 anak daun, diikat oleh dua angka 9 bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna tanggal terbentuknya Propinsi Papua Barat tanggal 12 Oktober 1999. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Papua Barat
- Seutar pita kuning bertuliskan “Cintaku Negeriku”, bermakna filosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Propinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI
- Bentuk dasar adalah simbol bentuk jantung, melambangkan bahwa isi dari pada lambang ini tertanam dan bersumber dari hati rakyat Sulawesi Tengah
- Warna yang digunakan : biru melambangkan kesetiaan dan juga cita-cita yang tinggi; kuning melambangkan kekayaan, keagungan dan keluhuruan budi; merah pada tulisan Sulawesi Tengah dengan dasar putih melambangkan keberanian dan kesatriaan yang didasarkan atas hati yang suci, keikhlasan dan kejujuran; hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran; coklat melambangkan ketenangan
- Pohon kelapa, melambangkan kesediaan untuk berkorban, bermanfaat (seperti seluruh bagian pohon kelapa), ketenangan dan tawakal serta keteguhan hati dalam mencapai cita-cita (dilambangkan dengan pucuk yang lurus menunjuk bintang)
- Bintang segi lima, daun kelapa lima helai dan buah kelapa lima buah melambangkan Pancasila
- Garis bergelombang dua buah dengan masing-masing enam dan empat jalur gelombang memberikan pengertian akan sifat maritim dari daerah Sulawesi Tengah
- Padi dan Kapas merupakan lambang umum kemakmuran
- Lambang ini terletak di dalam suatu bentuk perisai lima, bermakna bahwa Pancasila merupakan asas dalam segala kehidupan di Sulawesi Tenggara
- Tulisan “Sulawesi Tenggara” berwarna merah menunjukkan inilah lambang dari Sulawesi Tenggara, sedangkan warna merah berarti keberanian
- Warna ada 4 macam sesuai dengan pembagian perisai menunjukkan pada waktu dibentuknya Propinsi Sulawesi Tenggara meliputi 4 daerah. Warna hijau berarti kesuburan dan menujukkan Kabupaten Kendari, warna coklat perlambang tanah yang mengandung nikel dan terdapat di Kabupaten Kolaka, warna kuning menunjukkan warna kayu jati yang terdapat di Kabupaten Muna, dan hitam sebagai simbol warna aspal yang terdapat di Kabupaten Buton
- Padi dan Kapas sebagai lambang untuk kemakmuran dan keadilan
- Mata rantai yang disambung menjadi satu sebagai simbol persatuan dan kesatuan
- Kepala Anuang mempunyai pengertian bahwa Anuang adalah binatang dengan ciri ulet, gesit dan militan dan merupakan ciri spesifik untuk Sulawesi Tenggara
- Warna dasar putih dari kepala Anuang menunjukkan kesucian dan kebersihan
- Warna biru laut merupakan simbol bahwa daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari gugusan pulau, memiliki jiwa pelaut yang ulung, serta melambangkan sifat kesetiaan, keluhuran dan kejujuran
Lambang Sumatera Selatan berbentuk
perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat lukisan bunga teratai,
batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di atasnya
terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan.
- Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila
- Batang hari sembilan adalah nama lain propinsi Sumatera Selatan yang memiliki sembilan sungai
- Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan
- Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di Sumatera Selatan
- Atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting serta 45 buah genting merupakan simbol Proklamasi Kemerdekaan RI
Senin, 04 April 2016
Tes Urine Mendadak, Sejumlah Pejabat SKPD Ogan Ilir Terindikasi Konsumsi Narkoba
Senin, 4 April 2016 16:03
SRIPOKU.COM/BERI SUPRIYADI
Tes urine yang berlangsung di ruang rapat Bupati OI Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Tanjung Senai Inderalaya, Senin (4/4),
TRIBUNSUMSEL.COM, INDERALAYA - Bekerjasama dengan pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel dan BNN Kabupaten Ogan Ilir (OI), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OI, secara mendadak melakukan tes "urine" terhadap pejabat satuan kerja perangkat desa yang bertugas di lingkungan Pemkab OI.
Dari hasil tes "urine" tersebut yang berlangsung di ruang rapat Bupati OI Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Tanjung Senai Inderalaya, Senin (4/4), ditemukan adanya indikasi sejumlah pejabat positif mengkonsumsi narkoba.
"Dari 74 para pejabat SKPD Pemkab OI, terdiri dari eselon 2 dan 3 jajaran kepala badan, staf maupun kepala dinas. Setidaknya, dari hasil tes urine yang dilakukan, ada sejumlah pejabat yang positif mengkonsumsi narkoba," ujar kepala BNNK OI Masulin Sayuti, Senin (4/4) di ruang kerjanya.
Saat disinggung berapa rincian jumlah pejabat yang terindikasi mengkonsumai narkoba?
Kepala BNNK OI enggan menyebutkan angka pasti tersebut. Namun yang jelas ia mengungkapkan adanya indikasi para pejabat positif mengkonsumsi narkoba.
"Hasilnya, akan kita laporkan kepada Plt Bupati OI. Dari sebanyak 74 pejabat yang mengikuti tes urine mendadak, ada sejumlah yang terindikasi narkoba," jelasnya. (Beri Supriyadi/SP)
Selasa, 29 Maret 2016
MERASA TAK DIHARGAI, SEKDA MUBA TINGGALKAN RAPAT
Sekayu Musi Banyuasin LintasPe-
Acara pertemuan Forum Komunikasi Badan
Penyelenggara Jasmani Kesehatan (BPJS) kesehatan dengan para pemangku
kepentingan utama BPJS kesehatan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin
(Muba) di ruang rapat Sekretaris Daerah Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin pada hari Senin kemarin, (28/03/2016).
Sekretaris Daerah Drs. H. Sohan Majid, M.M., selaku pemangku kepentingan tinggalkan rapat karena merasa tidak dihargai.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh
Sekretaris Daerah Drs. H. Sohan Majid, M.M., selaku pemangku
kepentingan, Kepala BPJS Kesehatan Cabang utama Palembang Dr. Sudarto
KS, AAK, Kanit pemasaran BPJS kesehatan Cabang utama Palembang R.Chandra
Budiman, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan,
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas
Sosial, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, anggota Adhoc (Pemangku kepentingan utama yang
dibutuhkan berkontribusi dalam topik bahasan forum komunikasi tersebut)
serta Kepala BPJS Kesehatan kantor layanan Operasional Kabupaten/Kota.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang utama
Palembang Dr. Sudarto KS sebagai sekretaris dalam membuka rapat tersebut
menyampaikan, “Setahun 3x dilaksanakan rapat ini, tujuannya supaya kita
bisa memotret peserta yang disusun oleh pemerintah pada 1 januari 2019,
diharapkan penduduk Indonesia ini sudah menggunakan BPJS, Kegiatan hari
ini mohon arahan dari bapak Sekda, kami semua akan berdiskusi bagaimana
mencari solusi dan mengevaluasi jalan keluar untuk kedepannya nanti”,
jelasnya.
Menurut hasil pantauan awak media
LintasPe, sebelum berlanjutnya rapat tersebut Sekretaris Daerah Drs. H.
Sohan Majid, M.M., melihat tidak banyak kepala dinas yang hadir, sohan
menyampaikan bahwa ia tidak ingin dalam rapat ini ada yang namanya
perwakilan. “Rapat BPJS pemangku kepentingan harus sesuai SK, kita sudah
mendapatkan forum bahwa saya sebagai ketua dan seluruh kepala dinas
yang terkait harus hadir”, ujarnya
Lebih lanjut Sekretaris Daerah Kab. MUBA
Drs. H. Sohan Majid, M.M., melontarkan pertanyaan kepada satu-persatu
utusan Dinas yang terkait yang hadir pada rapat tersebut.
Hasilnya “Kepala dinas kesehatan tidak
bisa menghadiri rapat pada hari ini dikarenakan kepala dinas kesehatan
ada panggilan”, ujar M. Madali yang merupakan perwakilan dari Kepala
dinas Kesehatan.
“Kepala Dinas Ketenagakerjaan tidak bisa
mengikuti rapat ini dikarenakan kepala dinas dirawat dirumah sakit
Palembang, hari minggu tidak ada dokter jadi kemungkinan hari ini baru
bisa keluar pak”, jelas Fadri Ak perwakilan dari Dinas ketenagakerja.
“Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, pak zabidi. mewakilkan kepada kami untuk
rapat pemangku”, ujar perwakilan dari Dinas Pengelolaan dan pendapatan
daerah.
“Kepala Dinas sosial tidak bisa
mengikuti rapat ini dikarenakan menghadiri rapat lain sehingga saya
disuruh untuk mewakili pak”, ujar perwakilan dari Dinas Sosial.
“Untuk Kepala dinas Kependudukan dan
catatan sipil tidak bisa hadir dikarenakan dinas ke semarang pak, saya
yang mewakilinya dan kebetulan saya kepala bidang dibagian ini pak”,
terang dari perwakilan Capil.
“untuk Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah disini tidak tercatat dalam mengikuti rapat pada hari ini pak,
tapi ada undangan yang kami terima, berhubung kepala dinasnya ada rapat
pada hari ini, jadi saya disuruh mewakilinya pak”, jelas sofyan.
Sekretaris Daerah Drs. H. Sohan Majid,
M.M., dengan nada kecewa mengatakan, “Silahkan kalian lanjutkan
rapatnya, Maaf saya tidak bisa mengikuti rapat ini karena masih ada
rapat lain yang harus saya hadiri. Saya merasa sangat kecewa kepada
kepala dinas yang terkait karena tidak ada yang menghadiri rapat ini,
saya merasa tidak dihargai sebagai Sekretaris Daerah”, ujarnya.
Sekretaris Daerah Drs. H. Sohan Majid,
M.M., langsung pamit pergi dan Kepala BPJS Kesehatan Cabang utama
Palembang Dr. Sudarto KS, AAK, sebagai sekretaris melanjutkan rapat
tersebut. (WindaC).
PLT BUPATI MUBA ADAKAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Sekayu Musi Banyuasin LintasPe-
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
2015-2016 PT. Petro Muba Building oleh Plt. Bupati Muba Beni Hernedi di
gedung PT Petro Muba Building Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin,
Selasa (29/03/2016).
Acara tersebut dihadiri Sekretaris
Daerah Drs. H. Sohan Majid.MM, Asisten II Ir. Sulaiman Zakaria. MT,
Komisaris Utama PT. Petro Muba buildinga DR.Mulyadi, Komisaris Anggota
H. Zulgani Pakuali, S.Ip, Komisaris Anggota Andi Gunawan, SH, Direktur
Utama Drs. Alpian, Direktur Operasional Ardiansyah, S.IP, M. Si,
Direktur Muba Agro, SE Direktur Keuangan Alamsyah Mustomi, SE.Ak dan
Staf Petro Muba Building.
Plt Bupati Muba Beni Hernedi berharap
kepada seluruh pengurus PT Petro Muba building utk membenahi sistem yang
baik agar fungsi PT Petro Muba bisa bermanfaat untuk rakyat Muba dan
lakukan inventaris seluruh aset PT Petro Muba Building sebagai BUMD
Kabupaten Musi Banyuasin.
Comments
SUMSEL WUJUDKAN TATA KELOLA KEUANGAN BERBASIS AKRUAL
Palembang Sumsel LintasPe –
Dalam rangka mewujudkan tata kelola
keuangan daerah yang baik serta terciptanya kesamaan pemahaman seluruh
pejabat dilingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov
Sumsel) terkait pengelola keuangan daerah berbasis akrual, Pemprov
Sumsel menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengelolaan Keuangan
Daerah Berbasis Akrual Tahun 2016 untuk seluruh Pejabat Eselon II, III,
dan IV.
Diklat ini ditujukan untuk memberikan
pengenalan dan pembekalan bagi para pengelola keuangan daerah, serta
merupakan salah satu upaya Pemprov Sumsel untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik didukung sistem yang handal, SDM yang kompeten
dengan harapan dapat menghasilakan laporan keuangan yang baik pula.
Diklat ini dibuka langsung Asisten
bidang Administrasi dan Umum Setda Provinsi Sumsel, Joko Imam Sentosa,
di Aula Putri Kembang Dadar Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat)
Sumsel. Selasa, (29/03).
Dalam sambutannya, Joko Imam Sentosa
mengatakan bahwa saat ini jumlah SDM dilingkungan Pemprov Sumsel yang
berlatar belakang pendidikan akuntansi hanya 179 orang dengan latar
belakang D III 159 orang, S1 9 orang dan S2 tersebar di 36 SKPD dari 42
SKPD.
Menurutnya, jumlah ini menunjukkan bahwa
SDM yang berlatar belakang akuntansi masih kurang. “Untuk itu Diklat
ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut, peserta akan diberikan pemahaman yang lebih detail sehingga
semua dana-dana yang terurai dalam SKPD nantinya dapat dilaporkan sesuai
tertib administrasi yang lebih baik lagi”, ungkapnya.
Joko menambahkan, Diklat yang sama
sebelumnya sudah pernah dilaksanakan namun hanya dapat diikuti beberapa
pejabat. Untuk Diklat kali ini wajib diikuti semua pajabat eselon,
karena berkaitan dengan tertib administrasi keuangan sehingga adanya
keseragaman di dalam laporan akuntansi yang lebih baik lagi.
“Diklat ini harus dipahami oleh seluruh
pejabat dan ini menjadi kebutuhan yang harus dipahami dan dijalankan
seluruh pejabat, bahkan seluruh daerah di Sumsel juga telah melakukan
hal yang sama”, terangnya.
Sementara itu, Kepala Bandiklat Sumsel,
Musni Wijaya mengatakan, Diklat ini diikuti peserta dengan tiga level
yakni eksekutif yang merupakan esellon II 46 orang selama dua hari,
pejabat esellon III sebanyak 80 orang selama tiga hari, serta esellon IV
80 orang dan staf yang membidangi keuangan sebanyak 80 orang selama
sembilan hari. Diklat menghadirkan narasumber pejabat struktural dari
KPK, Badan Pemeriksa Keuangan (BPKP), Inspektorat, Bappeda serta
narasumber lainnya.
Menurut Musni, melalui Diklat ini
diharapkan seluruh pejabat memiliki pemahaman yang sama terhadap tata
kelola keuangan berbasis akrual, pasalnya Sumsel sendiri memiliki
keterbatasan SDM yang berlatar belakang akutansi.
“Jadi kita harapkan melalui Diklat ini paling tidak pejabat dapat memahami dan dapat dilaksanakan masing-masing SKPD”, ujarnya.
Musni menambahkan, Diklat ini sudah
dimulai secara bertahap sejak 2015 lalu, namun hanya bisa dilaksanakan
sebanyak tiga angkatan, dalam satu angkatan terdapat 40 orang, untuk itu
Diklat ini dilakukan berdasarkan instruksi BPK bahwa seluruh pejabat
esellon II, II, dan IV harus paham dengan tata kelola keuangan berbasis
akrual ini.
Lanjut Musni, karena keterbatasan
anggaran, untuk sementara Diklat dilakukan dengan skala prioritas, salah
satunya tata kelola keuangan berbasis akrual inilah yang menjadi skala
prioritas karena memang sudah harus diterapkan di tahun 2016.
“Diklat sebenarnya hak dari seluruh
pegawai paling tidak 80 jam setiap tahun untuk meningkatkan kompetensi,
seperti harapan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin seluruh aparatur harus
memiliki kompetensi dibidang masing-masing”, tegasnya.
Musni menambahkan, Provinsi Sumsel tahun
ini dipercaya LAN RI untuk melaksanakan Diklat PIM II untuk pejabat
esellon II, sehingga pejabat sebelum menduduki jabatan wajib mengikuti
Diklat terlebih dahulu.
Dijelaskannya, Diklat PIM II akan
dilaksanakan selama 4 bulan dengan ketentuan ON/OFF 9 Agustus sampai 2
Desember 2016 mendatang, khusus untuk pejabat esellon II dan Pejabat
esellon III yang akan dipromosikan menjadi esellon II. “Untuk tenaga
pengajar sendiri sebagian besar berasal dari kementerin yang membidangi,
serta dari Lembaga Keuangan Negara,” pungkasnya.(Adv. Humas Pemprov)
ALEX NOERDIN : SUMSEL AKAN GELAR MUSI JAZZ DUA KALI DALAM SATU TAHUN
Palembang Sumsel LintasPe –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera
Selatan (Sumsel) akan menggelar dua kali Musi Jazz dalam satu tahun. Hal
ini diungkapkan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin saat diwawancarai
seusai membuka acara Musi Jazz di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB)
Palembang, Sabtu malam (26/03).
Tampak hadir dalam acara pembukaan Musi
Jazz tersebut, Istri Gubernur Sumsel, Hj Eliza Alex, Perwakilan
Kementerian Pariwisata Rasino Arya, Asisten III Bidang Kesejahteraan
Rakyat (Kesra) Provinsi Sumsel H Ahmad Najib dan Kepala Disbudpar
Provinsi Sumsel Irene Camelyn Sinaga.
Alex Noerdin mengatakan musi jazz ini
akan digelar pihaknya setiap tahun. “Kalau suasananya aman, damai dan
rukun (tidak ada keributan) akan kita jadikan Musi Jazz ini menjadi
agenda tahunan dan bisa saja kita gelar Musi Jazz ini dua kali dalam
satu tahun”, katanya.
Penyelenggaraan Musi Jazz ini sangat
positif karena dapat meningkatkan perekonomian Provinsi Sumsel. “Kalau
melihat partisipasi masyarakat sumsel terkait musi jazz ini sangat baik
buktinya saja BKB saat ini dipadati ribuan orang untuk menyaksikan musi
jazz. Ini jelas membuktikan bahwa masyarakat sumsel khususnya kota
palembang sangat antusias dengan penyelenggaraan musi jazz”, ujar Alex
Noerdin seraya menambahkan selamat bersenang-senang dan menyaksikan
artis Musi Jazz yaitu Dwiki Dharmawan, Lea Simanjuntak dan Rizki Febian.
Alex Noerdin mengungkapkan, pihaknya
juga meminta kepada masyarakat sumsel untuk dapat terus menjaga keamanan
dan ketertiban untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games yang akan
digelar pada 2018 mendatang di Jakabaring Sport City. “Dengan
digelarnya Asian Games 2018 di Palembang jelas sangat berdampak bagi
perkembangan provinsi sumsel seperti pembanguan Light Rail Transit
(LRT), Jembatan Musi IV dan Musi VI, Jalan Tol Palembang-Indralaya
(Palindra). Artinya kita tidak hanya dapat manfaat dari bidang olahraga
saja tetapi bidang lainnya juga”, ungkapnya.
Sementara itu, Perwakilan Kementerian
Pariwisata Rasino Arya mengatakan bahwa penyelenggaraan Jazz ini tidak
hanya digelar di Kota Palembang saja melainkan juga di kota-kota lain
seperti Batam dan lainnya. “Untuk penyelenggaraan Musi Jazz di Palembang
ini merupkan ide dari Kepala Disbudpar Provinsi Sumsel, irene camelyn
sinaga, maka dari itulah kami gelar musi jazz di palembang”, katanya.
Pada tahun depan, pihaknya berencana
akan kembali menggelar musik jazz di kota palembang dan lokasinya pun di
BKB. “Untuk tahun depan kita akan membuat tiga panggung di BKB ini dan
menonton musik Jazz ini lebih asik dengan duduk dan sambil makan
kacang”, ungkap Rasino Arya.
Menurut Rasino Arya, kegiatan ini bukan
hanya hiburan biasa, akan tetapi dengan adanya Musi Jazz diharapkan para
wisatawan dapat ramai berkunjung ke Kota Palembang. “Semoga Musi jazz
malam bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat menghibur kita
semua”, ujarnya.(Adv. Humas Pemprov)
Kamis, 24 Maret 2016
Penyusunan RPKAD Tahun 2017, Pemkab Mura Gelar Musrenbang
Rabu, 23 Maret 2016 11:06
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Musrenbang - Sambuatan Bupati Mura Hendra Gunawan dalam pembukaan acara Musrenbang di auditorium pemkab Mura, Rabu (23/3/2015)
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM. MUSIRAWAS - Untuk mencapai pembangunan dan mensejahterakan masyarakat pemerintah kabuten Musirawas menyelenggarakan Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Musirawas (Mura) dalam rangka penyusunan RPKAD Tahun 2017.
Acara yang yang di gelar di kantor Auditorium Pemkab Mura yang
mengangkat tema peningkatan kualitas SDM dan daya saing ekonomi daerah
yang berkeadilan dan berkelanjutan menuju Mura sempurna 2021.
Dalam sambutannya Bupati Mura H Hendra Gunawan dalam sambutannya
mengungkapkan rasa terimakasih kepada seluruh jajaran SKPD yang telah
hadir, dan berharap dengan adanya Musrenbang hari Rabu (23/3) rencana
pembangunan Mura 2021 bisa dicapai.
"Tentunya saya berharap dengan acara musrenbang pertama saya ini,
pembangunan Mura yang kita cita-citakan bisa terlaksana," ujarnya
Langganan:
Postingan (Atom)